Dianggap ingkar janji, Bima Satria (27) babak belur dianiaya tiga orang rekannya sesama anggota klub motor, Rian, Andi dan Faisal. Penganiayaan terhadap Bima terjadi dua kali yakni pada Kamis (5/6/2014) dinihari sekira pukul 03.00, dan Jumat (6/6/2014) dinihari sekira pukul 02.00.
Penganiayaan yang pertama terjadi di rumahnya di kawasan Jatijajar I, Jalan Al Islah, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok. Saat itu, Bima yang baru pulang kerja dan tertidur di depan televisi, terbangun karena sekitar enam pria memasuki rumahnya.
Seorang diantaranya yakni Rian yang merupakan rekan Bima di satu klub motor, langsung menghantamkan helm ke kepala Bima. Bukan itu saja, Rian dan Andi memberikan pukulan susulan bertubi-tubi.
Bahkan sekalipun ibu Bima terbangun dan histeris serta mendekap Bima, Rian dan Andi masih saja membabi buta memukuli wajah dan kepala Bima dengan helm dan tangan kosong. Tak jarang beberapa kali tangan ibu Bima terkena hantaman helm dari Rian, karena mencoba melindungi anaknya.
Sementara penganiayaan yang kedua kalinya kepada Bima, terjadi Jumat dinihari terjadi di sebuah pabrik konveksi rumahan di Cilodong, Depok. Bima kembali dihajar oleh Rian yang kali ini dibantu Faisal.
Akibat penganiayaan yang terjadi dua kali secara berturut-turut oleh Rian, Andi dan Faisal, wajah dan kepala Rian penuh memar dan penuh benjolan. Luka lebam di bagian hidung atas di wajah Bima, sementara sejumlah benjolan memenuhi kepalanya.
Atas penganiayaan yang dialaminya, Bima melaporkan rekan yang memukulinya ke Polresta Depok, Jumat (6/6/2014) malam sekira pukul 23.00.
Kepada wartawan di Mapolresta Depok, Jumat malam, Bima yang merupakan karyawan marketing showroom Daihatsu di Cibubur, Jakarta Timur, menuturkan, bahwa penganiayaan dipelopori oleh Rian, ketua klub motor mereka yang bermarkas di Tebet, Jakarta Selatan.
Menurutnya, kasus ini berawal saat ia menerima order pesanan 6 lusin kaos dari Rian, pada 21 Mei lalu di mana satu kaos seharga Rp 65.000 atau total Rp 4.680.000.
“Saya memang punya usaha sampingan bikin dan cetak kaos. Awalnya saja janjikan seminggu selesai, tapi karena trouble saya minta waktu 10 hari,” kata Bima.
Namun, kata Bima, tampaknya Rian tidak terima dengan keterlambatan itu. Apalagi waktu 10 hari yang dijanjikan Rian juga kembali tak mampu dipenuhinya untuk menyelesaikan pesanan kaos.
“Akhirnya saya serahkan soal kaos ke konveksi rekanan saya di Cilodong. Namun di sana ada trouble juga. Saya sudah sampaikan ke Rian dan minta maaf. Tetapi dia sepertinya benar-benar tak terima,” kata Bima yang mengaku mengenal Rian saat bergabung di klub motor besar yang bermarkas di Tebet, Jakarta Selatan sejak setahun lalu. Klub motor itu diketuai oleh Rian.
Akibat teror dan ancaman Rian serta perlakuannya yang arogan, Bima melaporkan apa yang menimpanya ke Mapolresta Depok, Jumat malam.
Sabtu dinihari, Bima dikawal sejumlah anggota polisi ke rumah sakit untuk dilakukan visum.
Kasat Reskrim Mapolresta Depok, Komisaris Agus Salim, menuturkan akan mengusut tuntas kasus ini dan masih mendalaminya.
Menurutnya polisi sudah melakukan visum pada korban dimana hasilnya menjadi salah satu barang bukti adanya penganiayaan. “Kami akan selidiki laporan korban,” katanya. [] Red/TN