SAMBAS – Akibat kemarau yang melanda sebagian besar wilayah di Provinsi Kalimantan Barat, warga mengalami krisis air bersih, sehingga ada warga yang mulai menggunakan air parit untuk keperluan memasak nasi. Hal tersebut terjadi di Kabupaten Sambas.
“Stok air bersih kami sudah habis sejak dua minggu lalu, sehingga dengan sangat terpaksa kami memasak nasi menggunakan air parit,” kata Misra (55), salah seorang ibu rumah tangga di Dusun Limau, Desa Mulia, Kecamatan Teluk Keramat, Kamis (31/7).
Misra menjelaskan penggunaan air parit untuk memasak nasi sudah dilakukannya dalam beberapa hari terakhir, akibat air bersih simpanannya sudah habis.
“Biasanya kalau sudah kemarau, kalau stok air bersih sudah habis kami menggunakan air sumur untuk keperluan air minum dan untuk memasak. Tetapi kemarau tahun ini paling parah, air sumur juga kering,” ungkap ibu lima anak tersebut.
Untuk membeli air bersih yang dijual oleh pedagang dia tidak mampu, karena harga jualnya cukup tinggi, yakni Rp15 ribu untuk setengah meter kubik.
“Kami berharap pemerintah memberikan bantuan air bersih kepada kami, dengan mendatangkan air bersih dengan menggunakan mobil-mobil yang biasa mengangkut air itu,” ujarnya.
Hal senada juga diakui oleh, Sariah –salah seorang warga Desa Pipit Teja. “Kami sudah seminggu lebih menggunakan air parit untuk keperluan memasak,” ujarnya.
Ibu tiga anak tersebut berharap segera turun hujan, sehingga dia dan warga lainnya bisa menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
“Selain itu, dengan turunnya hujan, maka ladang kami juga tidak kekeringan seperti saat ini,” ujarnya.
Sebagian besar warga Kabupaten Sambas sangat bergantung dengan air hujan sebagai air bersih untuk keperluan air minum dan untuk memasak. [] Ant