BULUNGAN – Kawasan transmigrasi di Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) akan kembali diisi para transmigran baru pada tahun ini. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Kabupaten Bulungan Sutrisno, sebanyak 550 kepala keluarga (KK) transmigran akan tempati Tanjung Buka.
“Mereka berasal dari Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah dan sisanya didatangkan dari orang-orang yang tinggal di Kabupaten Bulungan,” katanya di ruang kerjanya Jalan Kolonel Soetadji, Kecamatan Tanjung Selor, pada Selasa (9/6/2015). Bagi mereka yang berasal dari luar Kabupaten Bulungan, biaya program transmigrasi diberikan oleh pemerintah daerah asal.Biaya yang diperoleh yakni fasilitas transportasi, rumah, dan berbagai alat perlengkapan pertanian.
Berdasarkan data yang terhimpun, kawasan yang sudah mulai digulirkan yakni Satuan Pemukiman 6, Satuan Pemukiman 3, dan yang sedang masih rencana yaitu Satuan Pemukiman Sepungguh. Kemudian program yang sudah jalan ada di daerah Satuan Pemukiman satu sebanyak 465 kepala keluarga, Satuan Pemukiman dua ada 300 kepala keluarga, Satuan Pemukiman tujuh berjumlah 250 kepala keluarga, dan Satuan Pemukiman delapan totalnya ada 300 kepala keluarga.
“Semuanya ada di Kecamatan Tanjung Palas Tengah,” urainya. Menurut dia, syarat untuk menjadi peserta transmigrasi sangat ketat, tidak semudah seperti di era pemerintahan orde baru. Syarat yang umum, peserta transmigrasi harus sehat badan dan punya semangat tinggi untuk bertani. “Daerah Satuan Pemukiman yang sudah melebihi lima tahun bisa menjadi desa defenitif. Tapi kami nilai dahulu. Jika bagus selama lima tahun maka layak jadi desa,” katanya.
Tujuan program transmigrasi katanya, lebih untuk memeratakan penduduk dan meningkatkan pembangunan daerah terutama dalam hal meningkatkan ketahanan pangan regional dan nasional. “Lahan-lahan yang tidur kita buka, dijadikan sebagai lahan produktif,” tutur.
Dia menambahkan, sekarang hasilnya sudah bisa dilihat beberapa Satuan Pemukiman yang sudah mengubah bentuk menjadi desa defenitif di antaranya Desa Kelubir dan Desa Silpa. “Jalan darat sekarang terbuka. Sudah bisa kita lewati dan singgahi. Dahulu kala masih hutan belantara,” katanya. [] TBK