MAHAKAM ULU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mahakam Ulu (Mahulu) begitu perhatian dengan kelestarian adat daerah. Terbukti dengan keinginan warga Dayak Aoheng untuk membangun lamin atau rumah panjang yang terwujud setelah mendapatkan hibah senilai Rp 600 juta.
Lamin berukuran 12 x 14 meter itu sendiri kini mulai dibangun. Menurut Ketua Kerukunan Keluarga Aoheng, Samson Irang, bantuan Pemkab Mahulu untuk membangun almin tersebut merupakan bentuk dukungan untuk pelestarian adat budaya lokal.
Menurut dia, seluruh bahan lamin menggunakan bahan baku kayu ulin, dibangun di RT 7, Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. “Lamin yang telah berdiri sejak tahun 1992 di RT 7 Kampung Ujoh Bilang kembali dibangun yang baru di lokasi yang sama. Ini merupakan bentuk dukungan pelestarian budaya asli daerah oleh Pemkab Mahulu,” kata Samson yang juga Ketua Panitia Pembangunan lamin itu, usai acara peletakan tiang pertama pem-bangunan Lamin Aoheng, belum lama ini.
Senada, sejumlah tokoh pemuda Aoheng mengapresiasi kepedulian Pemkab Mahulu terhadap komunitas adat suku yang banyak berdiam di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu. “Kita juga berharap Lamin Adat Aoheng di Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari bisa segera dibangun kembali,” ujar Awang Markus, putera Aoheng asal Kampung Tiong Ohang, yang juga merupakan Kepala SMA Negeri 1 Long Apari.
Ketua DPD KNPI Mahulu, Martinus Miing, juga berpendapat, dia yang juga putera Aoheng, meminta Pemkab Mahulu memberi perhatian serius kepada pelestarian adat budaya. “Seni dan budaya lokal dapat jadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah,” kata Martinus.
Untuk diketahui, peletakan tiang pertama pem-bangunan Lamin Aoheng di Ujoh Bilang itu dilakukan oleh Kepala Kantor Pengelola Perbatasan Mahulu, Simon Koppong. Hadir ratusan warga Aoheng dan masyarakat setempat. Kegiatan itu dimulai dan diakhiri dengan ritual adat suku Aoheng yang juga disebut Suku Penihing. [] KK