NANGA PINOH – Kabut asap yang membuat kondisi udara Kalbar memburuk sejak tiga bulan terakhir ikut berdampak pada tingginya penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Melawi dengan jumlah penderita 2.855 sepanjang Juli-Agustus.
Sekretaris Dinkes Melawi, dr Oktavianus Naibaho menyebutkan jumlah penderita ISPA mengalami lonjakan sejak bencana kabut asap menyelimuti kabupaten Melawi.
“Pada bulan Juli tercatat ada 1.203 kasus ISPA dari seluruh kecamatan. Sedangkan pada Agustus, terjadi peningkatan sebanyak 1.652 kasus ISPA. Total yang telah terdata sebanyak 2.855 penderita, belum termasuk kasus ISPA di bulan September karena datanya belum masuk ke Dinkes,” katanya Rabu.
Naibaho mengakui, kondisi udara yang memburuk karena asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan telah berdampak begitu besar pada tingkat kesehatan masyarakat di Melawi. Dinkes pun hanya bisa melakukan upaya agar masyarakat yang terpapar penyakit ISPA dan saluran pernapasan lainnya tidak semakin banyak.
“Langkah yang Dinkes lakukan sejauh ini hanya pembagian masker, baik di sekolah-sekolah, maupun melalui puskesmas. Saat ini masker yang merupakan bantuan dari Provinsi sudah didistribusikan dan juga dibagikan ke masyarakat,” katanya.
Penanganan penanggulangan bencana asap, kata Naibaho memang hanya bisa dilakukan dengan meminimalisir keberadaan titik api di kabupaten Melawi. Dinkes, dalam Satuan Tugas (Satgas) bertugas untuk meminimalisir dampak asap terhadap manusia.
“Makanya kita optimalkan pembagian masker, setidaknya bisa mengurangi dampak asap terhadap manusia, karena masker bisa memfiltrasi partikel hasil pembakaran lahan dan hutan,” katanya.
Angka kasus ISPA yang mencapai 2.855 penderita, terang Naibaho juga tidak menggambarkan keseluruhan penderita ISPA di Melawi. Mengingat tidak semua penderita mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit maupun klinik untuk mengobati gangguan saluran pernapasannya.
“Bisa saja ada yang hanya membeli obat di warung untuk mengobati penyakit ISPA nya. Makanya saya memperkirakan jumlah kasusnya bisa lebih besar dari yang kita catat. Karena Dinkes hanya merekam data bagi masyarakat yang datang ke fasilitas kesehatan,” jelasnya.
Naibaho pun mengakui kabut asap yang pekat sudah sangat mengganggu dan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat bisa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. [] ANT