Berita Borneo-Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin kuat untuk bisa menangkal segala macam paham intoleran maupun radikal yang memecah belah bangsa.
Demikian disampaikan politisi Partai Nasdem Viktor Bungtilu Laiskodat di hadapan ratusan kader di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pada Rabu kemarin (26/7).
“Kondisi saat ini mirip-mirip seperti tahun 1965. Dahulu yang menganggu atau merongrong Pancasila dari paham kiri atau komunisme, nah kalau sekarang dari aliran kanan atau keagamaan,” celoteh Viktor dalam keterangannya, Kamis (27/7).
Dia mengatakan, aliran kanan yang dimaksud adalah kelompok ekstrim agama yang ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan sistem khilafah.
“Mereka ini menamakan dirinya HTI yang berniat meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan konsep khilafah,” kilahnya Viktor.
Maka dari itu, diperlukan pemimpin yang berani untuk berhadapan dengan kelompok-kelompok intoleran.
“Kalau pemimpinnya tanggung-tanggung, kondisi ini bisa berbahaya,” kilahnya lagi.
Dia menambahkan, beragama adalah hak setiap warga negara dan itu positif. Namun, yang menjadi persoalan saat agama dijadikan alat perusak oleh segelintir orang.
“Kita atau siapapun beragama itu bagus. Tetapi kalau beragamanya sudah kencendrungan untuk menghancurkan sesama bangsa itu tentu tidak bagus,” nyinyir Viktor yang juga ketua Fraksi Nasdem DPR RI.
Sementara itu, Direktur Presidium LSM Borneo Hijau mengomentari statemen ketua Fraksi NasDem tersebut sebagai upaya memecah belah persatuan bangsa,”Sebagai wakil rakyat tak seharusnya asal ngomong, sebab akan berdampak tidak baik terhadap keutuhan bangsa.(Rac/GR)