Kemenhan Pantau Media Massa Dengan FGD

Suasana FGD yang digelar Kemenhan di Nunukan. Tujuannya memantau penyiaran media massa perbatasan. Foto: Istimewa

NUNUKAN – Pihak Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan) berupaya memantau peran media massa dalam upaya meningkatkan nasionalisme masyarakat perbatasan. Pemantauan oleh Kemenhan dilakukan dengan menggelar Forum Group Discussion (FGD) tentang strategi peningkatan akses media massa di wilayah perbatasan guna memperkokoh nasionalisme.

Acara itu digelar Selasa (16/10/2018) lalu di ruang rapat Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Nunukan. Ketua Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhan Mushadi mengungkapkan bahwa pihaknya ingin mengetahui secara mendalam kondisi penyiaran dan pemberitaan media massa. Informasi ini akan menjadi masukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemenhan untuk mengambil langkah yang tepat dan strategis.

“Kami akan berupaya meningkatkan akses media massa di wilayah perbatasan demi memperkokoh nasionalisme. Kami hanya menyarankan hasil penelitian kami di sejumlah wilayah perbatasan. Hasilnya nanti menjadi masukan untuk mengambil kebijakan pemerintah untuk meningkatkan bela negara,” ujar Mushadi.

Sementara Kepala Bidang Lingkungan Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategi Pertahanan (Kabid Lingstra Puslitbang Strahan) Ernalem Bangun mengatakan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, media massa menjadi sarana untuk mempublikasi segala kebijakan pemerintah, baik daerah dan pusat yang dibuat demi kepentingan masyarakat.

“Nah, hal inilah yang ingin dipantau lalu dilaporkan. Karena, informasi sangat dibutuhkan masyarakat. Kami tidak melakukan penilian apapun. Hanya mengetahui lebih dekat saja,” kata Ernalem Bangun.

Menurutnya, media massa menjadi salah satu hal penting dalam meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat di wilayah perbatasan. Sebab, media massa dinilai dapat meningkatkan presepsi masyarakat tentang negaranya. Apalagi ketika masyarakat mendapatkan informasi tentang masalah sosial, ekonomi, dan lainnya. Tentunya sangat memengaruhi masyarakat bersikap. Sehingga berbekal informasi yang diperoleh itu, masyarakat akhirnya berani mengambil tindakan.

“Sebenarnya, kami sudah melakukan penelitian di beberapa tempat di wilayah perbatasan. Kini, saatnya dilakukan di Nunukan. Karena Nunukan tak hanya menjadi wilayah perbatasan, tapi kini telah memiliki sejumlah media massa. Termasuk media cetak, radio, dan lainnya,” ungkapnya.

Sementara Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Nunukan Joko Susanto mengatakan, peran media massa memang sangat berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat. Namun sayangnya, minimnya anggaran untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan bela negara yang dilakukan  ke media massa menjadi salah satu kendala utamanya. Bahkan, hal ini juga dirasakan sejumlah perangkat daerah di Kabupaten Nunukan. Sehingga, terkadang sosialisasi yang dilakukan hanya diketahu di lingkungan tertentu saja.

“Padahal informasi itu seharusnya terpublikasi dan tersebar ke seluruh wilayah. Jika hanya berharap media sosial dikhawatirkan informasinya liar dan menyesatkan. Meskipun tidak semua informasi di medsos itu hoax,” jelasnya.

[] Penulis: Muhammad Noor Amat
[] Editor: Nursiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com