PETI : Kapolres Bengkayang AKBP

Ulah PETI Ilegal, 20 Orang Tertimbun di Bengkayang

PETI : Kapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno

 

BENGKAYANG (Beritaborneo.com)-Aktivitas ilegal penambangan emas tanpa izin (PETI) kembali memakan korban jiwa. Kali ini diperkirakan sebanyak 20 orang pendulang emas tertimbun longsor di areal PETI di Dusun Sencepu, Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kamis (15/9) malam sekitar pukul 20:15 WIB.

Sebanyak tujuh orang dari jumlah korban tersebut dikabarkan telah dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Para korban merupakan pendulang emas atau dalam bahasa daerah sekitar disebut ngereke. Belakangan diketahui longsor terjadi ketika para pendulang sedang melakukan aktivitasnya.

Camat Lembah Bawang, Adris saat di konfirmasi membenarkan adanya longsor di lokasi PETI di Dusun Sencepu.

“Ya, sudah ada yang meninggal. Yang kita dapat (informasi) dari Kepala Desa Kinande yang meninggal ada tujuh orang, lima orang luka, dan selebihnya masih dalam pencarian,” kata Adris.

Terkait lokasi pasti kejadian perkara, Adris menjelaskan bahwa daerah Sencepu tersebut lebih dekat dengan Desa Kinande dan dimungkinkan daerah longsoran masih masuk dalam wilayah Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang. Pasalnya, secara administratif belum ditetapkan dari kementerian.

“Kita belum bisa memastikan, karena batas wilayah di sana masih samar-samar dan belum ada ketetapan pasti dari kementerian terkait, namun dipastikan daerah longsor itu dekat dengan Desa Kinande,” yakin Adris.

Menurut Adris, proses evakuasi masih berlangsung. Lokasi yang tidak terjangkau sinyal telfon menjadi salah satu hambatan dalam  proses evakuasi.

Sementara itu Kapolres Bengkayang, AKBP Bayu Suseno mengatakan telah menerima laporan kejadian. Tim dari Polres Bengkayang juga telah diturunkan ke lokasi kejadian.

Bayu juga menyebutkan dari laporan yang terima ada tujuh orang meninggal dalam kejadian ini dan empat korban lainnya sudah dikonfirmasi indentitasnya.

Empat korban yang telah dikonfirmasi identitasnya yakni korban meninggal atas nama Piko asal Sejaruk Param, Kecamatan Lembah Bawang, Tumin, asal Selakau Tua, Kecamatan Selakau Timur, kemudian Oot, asal Pakucing, Kecamatan Monterado, dan Anak Juli Batu Nabo, Kecamatan Monterado.

“Saat ini kami sedang juga sedang dalam perjalanan ke TKP,” ucap Kapolres, Jumat (16/9) malam.

Terkait lokasi kejadian, Bayu menjelaskan saat ini secara yuridis lokasi pasti kejadian masih dipertanyakan, sebab kata ia lokasi tersebut berada di perbatasan Bengkayang dan Sambas. Meski demikian, pihaknya tetap mengirimkan personil ke lapangan.

“Walau lokasi masuk wilayah Sambas, kami dari Polres Bengkayang tetap mengirimkan personel dan peralatan ke lokasi. Karena lokasi itu perbatasan antara Sambas dan Bengkayang yang sampai sekarang belum ada SK Gubernur terkait tapal batasnya,” jelas Kapolres.

Lokasi Kejadian

Dari informasi yang diperoleh media ini tempat lokasi PETI berada di ujung lokasi yang dinamakan warga sekitar dinamakan wilayah Seluang. Wilayah ini berada di dekat wilayah area PT Darmex yang beroperasi di wilayah Kabupaten bengkayang.

Kemudian pintu masuk ke lokasi PETI juga dapat diakses dari beberapa arah, bisa masuk lewat Kecamatan Monterado ataupun Kecamatan Lembah Bawang. Kedua wilayah ini berada di Kabupaten Bengkayang.

Namun begitu, wilayah PETI juga dapat diakses lewat jalan perusahaan perkebunan yang beroperasi di Kabupaten Sambas. Karena itu ada juga yeng mengatakan lokasi PETI ini masuk wilayah Buduk Sempadang, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas atau tepatnya berbatasan dengan Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang.

Aktivitas PETI Telah Lama Beroperasi

Terlepas dari hal itu, menurut sumber yang layak dipercaya, aktivitas PETI yang menelan korban jiwa ini sebenarnya sudah lama beroperasi, hanya saja dulunya emas yang didapat pendulang di lokasi itu tidak banyak.

Namun ternyata, menurut sumber, baru-baru ini para pendulang rupanya menemukan banyak sumber emas di lokasi tersebut. Untuk diketahui operasional PETI di lokasi tersebut umumnya dilakukan secara tradisional.

“Baru nemu jalur banyak (hasil emas) malah ada kejadian begini. Mereka dalam tiga minggu bisa dapat empat kilo emas,” ucap sumber.

Sumber tersebut menjelaskan, sebelumnya juga, tempat ini sudah pernah memakan korban jiwa. Hanya saja lepas dari pantauan masyarakat termasuk media massa. Lokasi PETI ini juga dikelola oleh beberapa orang secara mandiri (dompeng).

“Itu murni dompeng biasa, dan yang meninggal itu orang yang adalah pendulang emas,” jelasnya.(rac)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com