Kadispora Aji Ali Husni (nomor dua dari kiri), berpose didampingi bawahan, tenaga ahli, dan peserta E-Camp. Kegiatan season pertama ini digelar selama lima hari, tiga hari di Tenggarong, dan dua hari di Balikpapan.

Lima Hari di Entrepeneur Camp

Kadispora Aji Ali Husni (nomor dua dari kiri), berpose didampingi bawahan, tenaga ahli, dan peserta E-Camp. Kegiatan season pertama ini digelar selama lima hari, tiga hari di Tenggarong, dan dua hari di Balikpapan.

 

DINAS Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri (WPM) kembali menggelar Entrepreneur Camp (E-Camp) atau kemah pengusaha di Hotel Elty Lesong Batu, Tenggarong, selama lima hari pada 17 hingga 21 Oktober 2022. Sementara yang menjadi peserta dalam E-camp adalah para pengusaha muda terbaik di Kukar yang lolos seleksi.

Jummy, panitia E-Camp mendampingi Kepala Dispora Kukar Aji Ali Husni, Senin (10/10/2022), menjelaskan E-Camp adalah program campcoaching dan mentoring dari Klinik WPM Dispora Kukar yang dilaksanakan selama 5 hari di Tenggarong dan Balikpapan. “Di sini pengusaha muda akan mendapatkan ilmu, ketrampilan dan tips dalam berwirausaha dan mengembangkan usaha,” ujar Jummy.

Materinya ada mindset dan mental pengusaha sukses, skill melihat peluang usaha, kemampuan dasar terkait perhitungan harga pokok penjualan, menentukan harga, digital marketing, dan product photography. Kegiatan E-Camp tidak dipungut biaya sedikit pun.

Syaratnya, pengusaha muda masih usia 18-30 tahun, mengirimkan profil usaha dengan melampirkan legalitas usaha, surat keterangan usaha atau izin usaha dari Online Single Submission, mengirim laporan keuangan enam bulan terakhir, serta mengirim video motivasi atau alasan mengapa layak dipilih menjadi peserta E-Camp. Video direkam di tempat usaha masing-masing dan maksimal berdurasi lima menit.

RUTINITAS PEMBINAAN

Terpisah Kepala Dispora Kukar Aji Ali Husni, mengemukakan bahwa pelatihan semacam E-Camp adalah kegiatan rutinitas yang mulai diselenggarakan sejak tahun 2019 dan telah membina banyak wirausahawan muda dari berbagai kecamatan di Kukar.

“Kegiatan klinik WPM berdiri 2019, selalu kita lakukan pembekalan, pelatihan, pendampingan pemberian sarana, kemudian memfasilitasi pengembangan usahanya sampai dengan memfasilitasi promosi usahanya sampai dengan kami memfasilitasi untuk apa keluasan modal usahanya,” papar Aji Ali Husni saat diwawancara media ini di ruang kerjanya, Selasa (11/10/2022).

Tahun ini, lanjut Aji Ali Husni, pihak Dispora berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan terhadap Pemuda, karena memang dibentuknya klinik ditujukan untuk membantu pemuda untuk mengembangkan kewirausahaan. “Karena tugas Klinik salah satunya melakukan pendampingan pelatihan memberikan pelatihan. Tahun ini masih ada kegiatan pelatihan itu, kita lakukan untuk pemuda pemuda di Kukar. Bahkan sekarang ada istilah camp, mulai mendirikan usaha sampai yang punya usaha,” papar Aji Ali Husni.

Menurut dia, hal-hal mendasar yang akan dilatih di E-Camp akan sangat berguna bagi wirausahawan muda untuk mengembangkan usahanya, di antaranya adalah mengenai digital marketing dan mengenai brand. “Kita ini jarang membuat brand sendiri. Padahal yang yang mahal itu adalah brand, yang kemudian yang kita lakukan juga bagaimana bentuk kemasan, bagaimana bentuk kemasan yang baik. Kita latih bagaimana mengemas dengan baik, membuat keren buat kemasan, sehingga menaikkan nilai usaha,” papar Kepala Dispora Kukar.

Kepala Dispora Kukar Aji Ali Husni saat mengalungkan nametag peserta E-Camp. Peserta E-camp kali ini sebanyak 20 orang datang dari enam kecamatan se-Kukar. Mereka semua adalah penguasa muda di Kukar yang telah menjalankan usahanya di atas setahun.

 

Ia mencontohkan mengenai produk bakpia, merupakan penganan yang biasa saja, tetapi karena dikemas dengan baik, produk bakpia yang dijual jadi luar biasa. Itu salah satu contoh yang ada di Yogyakarta. “Dengan kemasan yang bagus kemudian dengan brand yang sudah ada, sudah menjadikan, bisa menaikkan nilai produk bakpia,” ujar Aji Ali Husni.

Diungkapkannya, mahasiswa di Kukar yang saat ini sedang menimba ilmu di luar daerah, salah satunya di Yogyakarta juga menjadi sasaran pembinaan Klinik WPM. “Mahasiswa-mahasiswa Kutai Kartanegara juga minta fasilitasi tentang pelatihan kewirausahaan. Sasaran kita masyarakat Kukar baik di berdomisili di Kukar maupun di luar. Nanti metodenya kita sesuaikan dengan wilayah yang terjangkau,” papar Aji Ali Husni.

BERBAGI SUKSES

Secara terpisah Kepala Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Kepramukaan, Dery Wardhana mengungkapkan, E-Camp merupakan salah satu terobosan Dispora Kukar melalui Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri (WPM). Ternyata, E-Camp merupakan wadah berkumpulnya para pengusaha muda yang sudah teruji survive menjalankan usahanya, sekaligus menjadi tempat berbagi masalah dan kesuksesan.

Dalam even kali ini, ada sebanyak 20 pengusaha muda, berusia antara 18 hingga 30 tahun, ikut ambil bagian. “Namanya enterpreneur, pengusaha yang telah diuji, pengusaha yang sudah terbukti jatuh bangunnya, sudah memiliki usaha minimal satu tahun,” ungkap Dery Wardana saat diwawancara para pewarta di Hotel Elty Lesong Batu, Jalan Panji, Tenggarong, di sela-sela waktunya mengisi kegiatan E-Camp di hari perdana.

 

Para pengusaha muda tersebut, kata Dery, sapaannya, berasal dari Tenggarong sebanyak lima orang, Kecamatan Samboja empat orang, Muara Badak lima orang, Kota Bangun tiga orang, Loa Janan dua orang, serta dari Kecamatan Loa Kulu sebanyak seorang. Bidang usaha mereka berbagai macam, sebanyak 14 orang usahanya bidang kuliner, tiga orang kerajinan tangan, seorang punya usaha lundri, usaha galon seorang, dan usaha digital seorang.

“Kenapa sida (mereka, red) masuk di dalam binaan klinik wirausaha muda mandiri, dari awal sida ini kami pantau aktivitas usahanya, sudah berjalan setahun tahun lebih, finalnya di klinik wirausaha muda ini,” papar Dery.

Dalam rangkaian pelatihan di E-Camp, lanjut dia, adalah untuk penguatan usaha agar bisa naik kelas, mengeksplorasi keberhasilan antar sesama pengusaha muda. “Kami jadi indoor outdoor. Kenapa dikumpulkan, supaya ada chemistry antar para wirausahawan. Harapan kami, ke depannya bisa membentuk suatu komunitas yang kuat, karena sida dari berbagai kecamatan yang ada di Kukar,” kata Dery mengharapkan.

Dalam melakukan pembinaan, lanjut Dery, pihaknya tentu memiliki keterbatasan dengan keahlian di masing-masing bidang usaha, namun pihaknya dapat mendorong agar para pengusaha muda ini mampu mengeksplorasi potensinya, bisa sama-sama saling mengevaluasi perkembangan usaha mereka dan saling membantu. Sehingga, Sehingga, yang semula hanya memproduksi air minum isi ulang, mungkin ke depan dapat mengolah kemasan sendiri.

Untuk para pemateri, diisi dari tenaga ahli yang memiliki pengalaman bisnis dan mereka hanya memotivasi. Selain itu, para peserta E-Camp juga diberikan wejangan spiritual dalam berusaha. “Supaya dapat mengendalikan sikap tidak baik, seperti iri terhadap usaha orang lain, senang melihat usaha orang susah. Tujuannya juga agar menimbulkan rasa solidaritas dengan pengusaha lainnya,” ungkap Dery.

Di dua hari terakhir E-Camp, yakni tanggal 20 hingga 21 Oktober 2022, para peserta dibawa ke Balikpapan. Mereka  dipertemukan dengan Pengurus Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Balikpapan. HIPMI merupakan wadah berkumpulnya para pengusaha muda, sehingga diharapkan dapat memberikan perspektif dan motivator bagi pengusaha muda pemula.

“Kedua ada kunjungan-kunjungan di Kota Balikpapan, tujuannya supaya mereka dapat mengoptimalkan usahanya, mengembangkan pengelolaan sumber daya manusia dan produksi, yang awalnya mungkin biasa-biasa saja, mungkin bisa ditingkatkan,” papar Dery.

SEASON DUA

Dikatakan Dery, E-Camp yang sekarang digelar merupakan babak pertama atau mengawali pembinaan pengusaha muda di tahun 2022 ini. Ke depannya akan ada season kedua. Ke depannya E-Camp akan diselenggarakan lebih luas lagi. Tanggung jawab pengelolanya, nanti akan diberikan kepada alumni E-Camp season pertama.

“Ke depannya mungkin lebih luas lagi. Rencananya akan mengadakan Entrepreneur Camp season dua. Pengelolaannya, harapan kami, teman-teman ini lah (peserta e-Camp season pertama, red) yang akan menjadi leader-nya. Mereka sudah diberi pembekalan dan sebagainya,” papar Dery.

Teknisnya, karena 20 peserta E-Camp saat ini berasal dari berbagai kecamatan di Kukar, maka masing-masing dari mereka akan menjadi leader di kecamatan masing-masing dan mencari pemuda yang memang bisa dan mau untuk berwirausaha. “Mereka akan jadi leader di lapangan dan yang akan menyelenggarakan Entreprener Camp season dua. Ini akan berkelanjutan,” tuturnya..

Para wirausahawan muda binaan Klinik WPM, lanjut Dery, nantinya juga akan dilibatkan dalam berbagai ajang pameran, seperti kegiatan bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangkaian kegiatan jambore pemuda se-Kalimantan Timur yang akan dilaksanakan di Stadion Aji Imbut.

 

“Pesan pimpinan kami, setiap apa pun kegiatan yang kami lakukan, paling tidak harus melibatkan teman-teman UMKM, supaya bisa berbagi. Karena (jambore pemuda, red), yang datang dari setiap kabupaten kota. Informasinya, lumayan banyak, sampai 10 orang setiap kabupaten kota. Belum lagi tuan rumah. Mungkin ada sekitar 100 orang lebih,” papar Dery.

Kegiatan E-Camp, kata dia, sepenuhnya dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten. “Ilmunya diberikan secara gratis oleh pemerintah daerah. Pembinaannya bertahap, by step mulai dari nol, sampai tahap akhir,” pungkas Dery.

Pada E-Camp season pertama ini, diikuti 20 orang pengusaha muda sebagai peserta, mereka berasal dari enam kecamatan, yakni Tenggarong, Samboja, Muara Badak, Kota Bangun, Loa Janan, dan Loa Kulu. Meski kegiatan telah dimulai sejak Senin pagi, namun seremonial pembukaannya dilaksanakan Senin sore. Kepala Dispora Kukar Aji Ali Husni membuka secara langsung kegiatan tersebut.

BANGGA JADI PESERTA

Bangga, begitulah perasaan yang saat ini membuncah di benak Viola Meilinda Putri Prihastiwi, pengusaha muda di bidang kuliner pempek yang berasal dari Muara Jawa. Kebanggaannya itu lantaran terpilih sebagai peserta E-Camp yang digelar Dispora Kukar melalui Klinik WPM.

Viola Meilinda Putri Prihastiwi

“Sangat merasa bangga bisa terpilih jadi salah satu peserta dalam E-Camp ini. Karena untuk sampai di posisi ini tidak mudah, karena kita harus bersaing dengan beberapa orang lainnya agar bisa bergabung dalam kegiatan ini,” ujar Viola, sapaannya.

Selain itu, kata dia, para pesertanya sangat luar biasa, berasal dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu, sambung Viola, pihak Klinik WPM dari Dispora Kukar yang menyelenggarakan kegiatan ini dengan sangat inovatif dan juga tentunya menambah semangat bagi wirausaha pemula.

“Dan keren banget, karena kita di E-Camp ini sebagai peserta mendapatkan banyak banget materi. Setelah mendapatkan berbagai materi tentunya kami akan menerapkannya, sebagai penguatan wirausaha dan juga untuk berkonsentrasi dalam berbisnis. Karena semua materi sangat bermanfaat sekali apalagi untuk pemula,” ujarnya.

MATERI HARI PERTAMA

Saat sesi pagi di hari pertama, materinya terkait motivasi dan mengubah mindset, selanjut siang hingga sore dilanjutkan dengan materi tentang desain bisnis yang diisi oleh Lukman Priyandono. “Desain yang saya sampaikan ini terkait dengan desain roadmap yang mana bagaimana sih membuat bisnis namun sudah ada petanya,” kata Lukman, sapaannya, kepada awak media.

Desain ini bertujuan untuk mengetahui tujuan atau goals yang ingin dicapai agar tidak tersesat ketika melangkah. Lukman mengatakan, ada alat yang digunakan yaitu Bisnis Road Map (BRM). Ditambahkan, semua usaha bisa menggunakan tools ini dengan menyesuaikan berapa omset yang diinginkan. “Kemudian pasar yang ingin kita ungkit naikan yang mana, jadi bisa digunakan di semua jenis usaha,” terangnya.

Adapun tujuan yang ingin dicapai, sambung Lukman, yakni agar sebagai warga Ibu Kota Negara (IKN) baru, jangan sampai ketika orang luar masuk kemudian masyarakat setempat hanya menjadi penonton karena kapasitas yang belum memadai. Penyelenggaraan E-Camp ini  merupakan salah satu upaya untuk menjawab tantangan tersebut.

“Dengan pelatihan seperti ini, kita dapat tingkatkan kapasitas pengusaha-pengusaha muda kita yang harus realistis sesuai dengan bidang usahanya sampai mana dan kondisi real di lapangan teman-teman ini sudah sampai mana.  Kita step by step akan meningkatkan itu kembali lagi, agar kita tidak menjadi penonton di tempat sendiri,” paparnya.

DIGITAL MARKETING

Memasuki hari kedua E-Camp, materi sesi pagi disampaikan oleh Arinda Mauliya, narasumber digital marketing. Terhadap even Dispora Kukar ini, Arinda sangat mengapresiasi. “Kegiatan ini luar biasa banget, karena ini merupakan E-Camp pertama di Kukar, bahkan di Kalimantan Timur, karena setahu saya belum ada even Entrepreneur Camp yang ada di Kaltim, selain ini,” ujarnya saat ditemui usai penyampaian materi.

Karena E-Camp ini, lanjut dia, sebenarnya program adopsi dari provinsi lain yang sudah melakukan, salah satunya yaitu Yogyakarta. Adapun materi yang telah disampaikannya yakni digital marketing terkait dengan pengoptimalan media sosial, cara memanajemennya, teknik copyrighting, dan membuat caption.

Pemahaman para peserta terkait dengan digital marketing, dinilainya sudah sangat baik sekali, dan juga sangat kritis sekali terkait materi media sosial. Dikatakan, tata kelola media sosial peserta sekarang sudah bagus sekali, contohnya seperti di Instagram yang sudah tertata dan tidak asal upload dalam pembuatannya, bahkan sedetail bio Instagram.

Selain itu, lanjut dia, mulai membuat postingan-postingan yang lebih menarik, rapi dalam pembuatan konten. Bahkan dengan bantuan peralatan konten seperti lighting dan juga caption yang digunakan juga sudah menggunakan hashtag.

“Saya mengetahui perkembangan mereka seberapa besar karena saya bersama mereka ini mulai dari tahun 2021, sehingga menurut saya pemahaman mereka terkait dengan digital marketing ini sudah berkembang cukup besar,” nilainya, lagi.

Ia berharap, output dari E-Camp ini tidak hanya seperti pelatihan biasa, namun harus signifikan. “Pelatihan ini nantinya bukan hanya membantu, tapi juga dapat mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Karena pelatihan ini benar-benar intensif bahkan sampai menginap dan mereka berasal dari berbagai daerah, sehingga saya berharap output yang dikeluarkan nanti dapat betul-betul membantu mereka ke depannya,” harap Arinda.

Tak lupa, ia juga memberikan beberapa kata-kata penyemangat buat para pemuda yang ingin dan baru memulai menjadi wirausaha. “Tetap semangat dan jangan pernah menyerah, kalau jatuh bangkit lagi. Kalau lelah jangan berhenti, namun belajarlah untuk beristirahat. Jangan pernah keluar dari pertandingan yang ada di hidup ini,” pesannya.

Selain itu, sambung dia, manfaatkanlah pelbagai macam sumber daya yang ada seperti Klinik WPM ini. “Intinya jangan pernah untuk berhenti melangkah dalam dunia wirausaha ini, tetap semangat dan teruslah berusaha,” ujarnya memotivasi.

TATA KELOLA USAHA

Siang hari di hari kedua, materi dilanjutkan oleh Muhammad Selamet. Materinya tentang tata kelola usaha yang meliputi sumber daya manusia, keuangan baik akuntansi maupun laporan rugi laba, dan neraca yang merupakan laporan keuangan.

“Berbicara tentang wirausaha, di sini kita membahas tentang apa saja sih asetmu, terus akan dibuat apa, biayanya akan seperti apa, itu semua nantinya akan dilakukan pembukuan di dalam akuntansi untuk mengetahui sejauh mana serapan keuangannya,” ungkap Selamet, sapaannya.

Ia juga akan mengajarkan terkait dengan laporan-laporan keuangan, karena umumnya pelaku UMKM kesulitan untuk membuat laporan keuangan. “Sehingga akan kita ajari supaya lebih bisa menganalisis keuangannya, analisa usaha, bagaimana maju atau tidaknya itu nanti bisa terlihat,”  ulasnya.

Karena kewirausahaan itu sendiri, sambung dia, dengan biaya kreatif, energik, punya rencana yang matang kapan nantinya harus berhasil. Selamet juga ingin mengajarkan bahwa seluruh biaya yang masuk dan keluar itu harus dicatat dan dihitung agar nantinya bisa dievaluasi. “Karena yang namanya usaha itu memiliki beberapa langkah. Pertama itu informasi pasar,” ucapnya.

Kemudian, lanjut Selamet, rancangan produk atau jasanya, rancangan produksi dan jasanya, tenaga kerja, peralatan, sarana dan prasarana, menentukan biaya, pelaksanaan dan yang terakhir adalah evaluasi ataupun pengembangan. “Semua itu perlu adanya catatan terkait dengan tata kelola keuangan,” tegasnya.

Di bagian lain dikatakan, seorang wirausaha itu harus memiliki wawasan yang luas walaupun usianya masih muda, dan harus selalu memiliki inovasi terbaru. Selain itu, harus memiliki antusias yang tinggi, menjadi orang yang supel dan harus ulet. “Bukan hanya membicarakan usaha yang ulet, di sini dalam artian harus teliti mana yang menyimpang dan mana yang tidak, serta harus agresif bagi seorang pemuda untuk memajukan usahanya,” beber Selamet.

Tidak lupa, ia juga memberikan beberapa motivasi kepada para pemuda yang baru memulai usaha. “Jadilah pemuda yang bersemangat, dan bertindaklah selalu semangat dalam rangka memajukan usaha. Di samping itu, kita menyambut Ibu Kota Negara jangan sebagai penonton tapi kita adalah pelaku-pelaku usaha pada tempat kita sendiri,” katanya mewanti-wanti.

SUCCESS STORY

Di hari terakhir E-Camp, di Balikpapan. Mereka dipertemukan dengan Iwan Wahyudi, seorang pengusaha sukses, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, sekaligus menjabat sebagai Ketua BPC HIPMI Kota Balikpapan.

Di Hotel Maxone, Jalan MT Haryono, Iwan Wahyudi memberikan banyak kiat sukses. Kata dia, sebagai seorang pengusaha, tidak ada kata lain harus berani mengambil langkah, harus mengambil risiko. Seorang pengusaha adalah leader harus bertemu dengan hal-hal yang sulit, pelik, serta harus mengambil keputusan dan risiko.

Kalau kemudian salah dalam mengambil keputusan, tambah Iwan, sapaan akrab Iwan Wahyudi, tidak ada masalah. Jadikan kesalahan tersebut sebagai pelajaran, lalu dilakukan evaluasi dan kemudian menyusun rencana berikutnya agar dapat berdiri lagi.

“Kita belajar dari kesalahan kita, kita evaluasi kenapa salah, kemudian kita menyusun rencana berikutnya. Kemudian bisa kembali memantulkan semangat kita, ada daya pantulnya untuk kemudian kita bisa berdiri lagi. Karena dalam usaha itu, pasti akan mengalami kegagalan, mengalami kesalahan,” ungkap Iwan.

Iwan Wahyudi (dua dari kiri) saat memberikan arahan terkait dengan kiat sukses bagi pemuda peserta entrepeneur camp di Hotel Maxone, Balikpapan. 

 

Kegagalan dalam usaha itu biasa, ujar Iwan, Tapi, pada saat usahanya berhasil, jangan juga jadi over confidence atau percaya diri secara berlebihan, karena kalau berhasil terus itu bisa berbahaya. Kepercayaan diri berlebihan itu nantinya jadi arogansi. Karena, arogansi dan kepercayaan diri berlebihan itu bedanya tipis.

“Jadi dalam dunia usaha itu sudah biasa, kesalahan dan keberhasilan itu satu paket dan satu bangunan bata yang harus kalian lewati. Karena adanya keberhasilan yang sustainable, yang berkelanjutan dan jangka panjang, itu terdiri keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalan yang nanti kalian lewati. Setiap keberhasilan-keberhasilan yang kalian dapat, tentunya harus disyukuri,” jelas pengusaha properti  ini.

Selanjutnya, kata Iwan, yang tidak kalah penting adalah harus asah skill. Begitu juga, jadi pengusaha itu tidak boleh cepat puas. Kalau sudah merasa paling pintar saja, sulit akan berkembang. Seperti sudah ikut WPM yang digelar Dispora Kukar saat sudah merasa hebat.

Nggak gitu juga ya. Kalian harus terus belajar, harus terus meningkatkan kemampuan, harus terus menempa diri kalian. Kami, kalau di properti ya harus memperbanyak hasanah tentang desain, bagaimana mencari produk-produk yang bisa lebih efektif dan efisien,” tuturnya.

“Bagaimana kami menguatkan akuntansi kita. Kami harus investasi juga ke tim kami, bagaimana mereka bisa bekerja lebih efektif. Jadi jangan pernah cepat puas, asah terus soft skill dan kemampuan kalian, otak kalian, jangan pernah merasa puas karena hari ini, eranya itu, perubahannya sangat luar biasa,” tandas Iwan.

Jadi kalau dibilang tadi ada aktivitas, lanjut Wakil Rakyat dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan ini, tantangan pekerjaan itu harus ada tim perubahan yang luar biasa. Istilah VUCA yakni Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity. VUCA ini, kata Iwan, di drive oleh dua itu yakni akselerasi dan teknologi serta globalisasi. Jadi tidak ada lagi batasan antara satu negara dengan negara yang lain.

“Kita harus juga meningkatkan soft skill kita dalam menghadapi situasi Ibu Kota Negara. Karena situasinya cepat berubah-ubah, seperti kemarin, tiba-tiba kita menghadapi pandemi. Hari ini, Alhamdulillah kita sudah mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti ini. Dulu 2 tahun kita setengah mati untuk bisa survive,” ungkapnya.

“Ini pun juga situasi VUCA, membuat sebuah perusahaan itu menjadi ekosistem usaha berubah. Perusahaan-perusahaan yang survive itu mampu adaptive, mampu menghadapi perubahan, mereka menghadirkan sebuah produk yang bisa kita tiru,” kata Iwan. []

Reporter: Tusiman | Editor: Hadi Purnomo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com