PARLEMENTARIA KALTIM – Beasiswa merupakan bantuan keberlangsungan pendidikan serta bentuk dukungan secara finansial bagi para peserta didik untuk membantu meningkatkan kemampuan intelektual pendidikannya. Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sejumlah program beasiswa digulirkan, salah satunya Beasiswa Kaltim Tuntas.
Namun dalam penyalurannya, masih banyak peserta didik yang belum dapat menikmatinya. Mereka yang berada di daerah pinggiran, daerah pelosok yang sulit akses internet, dirasa sulit mendapatkan program ini. Puji Setyowati, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menemukan faktanya.
“Memang beasiswa terbuka untuk semua peserta didik di seluruh Kalimantan Timur, akan tetapi hasil kunjungan saya di daerah-daerah, contoh seperti daerah Berambai dan Lok Kumbar, tidak ada satu pun yang mendapatkan beasiswa. Kendala terbesarnya adalah jaringan yang tidak sampai di sana,” ungkap Puji, Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat, termasuk soal pendidikan.
Saat diwawancara awak media di sela-sela kegiatan Rapat Paripurna ke-5, Selasa (31/01/2023), Puji memaparkan, beasiswa sifatnya terbuka, dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi, setiap jenjang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Dari unit pendidikan swasta hingga negeri. Sepanjang memenuhi persyaratan, baik dari kalangan miskin maupun berprestasi, pasti dapat beasiswa.
Untuk yang berprestasi, bila Indeks Prestasi (IP) tinggi dan Sistem Kredis Semester (SKS) banyak, kemungkinan memperoleh beasiswa lebih besar. “Beasiswa selalu terbuka untuk umum, kalau untuk beasiswa, itu berlaku ke semuanya, karena seleksinya melalui aplikasi. Jika memenuhi persyaratan, maka setiap peserta didik diperbolehkan untuk mendaftar jenjang negeri maupun swasta, jika IP tinggi, SKS-nya banyak, insya Allah dapat,” terang anggota legislatif penyandang gelar sarjana hukum dan magister humaniora ini.
Namun untuk dapat turut mendapatkan beasiswa, bukan saja bermodal status dan prestasi, tetapi juga memerlukan motivasi dan dukungan untuk memasukkan permohonan ke dalam aplikasi yang tersedia. Permasalahan klasiknya, daerah pedalaman selalu kekurangan akses jaringan internet, karena metode pendaftarannya dilakukan secara dalam jaringan, mereka yang di pedalaman menjadi kurang motivasi.
Secara garis besar Pemprov Kaltim telah sukses menstimulasi pendidikan Kaltim, namun harus juga mendukung pemenuhan kebutuhan pendukung untuk mempermudah akses terhadap aplikasi beasiswa tersebut. Perlu terobosan yang dapat memotivasi peserta didik yang tinggal di daerah pedalaman untuk turut mendaftarkan diri. []
Penulis: Fajar Hidayat | Penyunting : Hadi Purnomo