Rombongan Komisi II DPRD Kaltim berfoto bersama jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DI Yogyakarta, saat melakukan kunker ke Yogyakarta dalam rangka menggali potensi peningkatan PAD dari sektor perkebunan. -Foto : Istimewa-

Sharing Peningkatan PAD Sektor Perkebunan, Komisi II Kunker ke Yogyakarta

Rombongan Komisi II DPRD Kaltim berfoto bersama jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DI Yogyakarta, saat melakukan kunker ke Yogyakarta dalam rangka menggali potensi peningkatan PAD dari sektor perkebunan. -Foto : Istimewa-

 

PARLEMENTARIA KALTIM – Dalam beberapa tahun terakhir, dampak dari turunnya sektor pertambangan sudah mulai dirasakan. Jika terus dibiarkan maka akan berdampak kepada pendapatan daerah yang pada akhirnya berdampak pula kepada pembangunan daerah.

Mengantisipasi hal itu, sudah saatnya bagi pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk memberikan perhatian lebih kepada sektor pertanian dan perkebunan dalam arti luas. Sektor ini diharapkan akan mampu menjadi penopang perekonomian di masa depan.

Upaya menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor perkebunan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini mulai dirintis Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim. Salah satunya dengan mengadopsi konsep pengembangan perkebunan di daerah lain.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Komisi II DPRD Kaltim telah berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk melakukan konsultasi dan sharing serta mempelajari strategi pengembangan perkebunan di daerah itu.

“Beberapa waktu lalu kami berkunjung ke Jogja dan membahas terkait pengembangan sektor perkebunan di sana,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono ditemui usai Musrenbang RKPD Kaltim di Pendopo Odah Etam, Senin (17/4/2023).

Memang ada banyak perbedaan antara Provinsi Kaltim dan DI Yogyakarta dalam hal pengembangan pertanian dan perkebunan. Di mana wilayah perkebunan di Yogyakarta tidak seluas di Kaltim, tetapi kandungan tanah Kaltim memiliki perbedaan sehingga memerlukan treatment khusus untuk meningkatkan produktivitas.

“Mereka di sana fokus terhadap kualitas tanah dari hulu sampai ke hilir dan menggunakan teknologi canggih agar values produksi berkembang,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Bahkan, di daerah Istimewa itu memiliki perkebunan coklat dan kopi yang siap ekspor ke luat daerah dikarenakan telah memanfaatkan teknologi perkebunan modern. “Capaian mereka sudah sangat luar biasa. Kalau kita masih banyak tahapan untuk bisa seperti mereka,” imbuhnya

Kendati demikian, kata dia, walaupun banyak perbedaan, karekteristik DIY dan Kaltim tetap harus bisa belajar dengan daerah Istimewa tersebut terlebih pada peningkatan sektor pertanian. “Dari segi luas lahan saja sudah berbeda, kondisi ekonomi dan harga barang apalagi. Tetapi kita harus bisa melakukan penerapan dan belajar dari mereka,” katanya.

Ia berharap dengan mendapatkan informasi dari daerah lain, tentunya akan mempermudah dalam proses pengelolaan sektor perkebunan di Kaltim ke depan. Sehingga proses pengelolaannya juga dapat dilakukan secara optimal dengan mengadopsi konsep tersebut.

“Kalau sektor tersebut dikelola secara maksimal, tentu akan menambah pundi-pundi PAD kita, tanpa perlu khawatir bahwa tambang di Kaltim akan habis,” tutupnya. []

Penulis: Agus P Sarjono | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com