DISPORA KALTIM – Secara nasional, Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Provinsi Kalimantan Timur (Prov. Kaltim) berada di peringkat 17 di seluruh Indonesia. Sehingga perlu kerja keras untuk mendongkrak IPP hingga naik ke posisi 7 besar pada tahun 2024 dengan target indeks di angka 57,67.
Untuk diketahui, Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) merupakan instrumen pengukur keberhasilan pembangunan kepemudaan berbasis hasil yang dapat memberikan gambaran kemajuan pembangunan pemuda di Indonesia dan provinsi.
Indeks ini mengukur capaian target pembangunan pemuda yang terdiri dari lima domain, yaitu, Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Partisipasi dan Kepemimpinan, serta Gender dan Diskriminasi.
Pembangunan pemuda diarahkan untuk menyukseskan pencapaian target pembangunan prioritas nasional, yaitu pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing, optimalisasi bonus demografi dan mencapai Indonesia Emas 2045. Karenanya upaya pembangunan pemuda saat ini terus dipercepat pemerintah.
Dalam Rapat Kerja (Raker) Kepemudaan Prov. Kaltim 2023 yang telah berlangsung di Hotel Aston, Samarinda tanggal 04 sampai 06 Desember 2023 lalu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Prov. Kaltim menyoroti tentang peningkatan indeks pembangunan pemuda yang ada di Kaltim.
Prioritas domain yang diutamakan Dispora Kaltim bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) dalam menangani peningkatan IPP Kaltim ialah terkait masalah pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan.
Demikian hal itu disampaikan Kepala Dispora Kaltim Agus Hari Kesuma (AHK) saat ditemui beritaborneo.com beberapa waktu lalu. “Ketiga permasalahan ini, menjadi prioritas bagi Dispora Kaltim guna meningkatkan IPP yang ada di Kaltim,” katanya.
Dia mengakui, IPP Kaltim saat ini berada di level rendah dari 38 provinsi yang ada di Republik Indonesia (RI), dengan poin sebesar 52. Sedangkan untuk masuk dalam capaian indeks pembangunan pemuda, poin yang harus didapat sebanyak 56. Hal ini dikarenakan, keterwakilan atau tingkat partisipasi organisasi pemuda yang ada di Kaltim ini, masih terbilang rendah.
Agus Hari Kesuma atau yang akrab disapa AHK ini menjelaskan, tujuan daripada IPP khususnya di Kaltim ini, salah satunya adalah, untuk mengubah cara pandang pemuda tentang kewirausahaan. Hal ini juga telah dilaksanakan oleh Bidang Pengembangan Pemuda Dispora Kaltim dengan menggelar kegiatan yang bertajuk Wirausaha Muda Pemula (WMP) yang telah dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota yang ada di Kaltim.
Permasalahan yang kedua ialah, terkait masalah kesehatan. AHK menyebutkan, tingkat stunting yang ada di Kaltim saat ini sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Pemerintah provinsi (Pemprov) Kaltim saat ini, sedang fokus menangani masalah stunting. Hal ini juga merupakan bagian dari domain IPP.
Domain yang ketiga ialah, terkait masalah pendidikan. AHK menyebutkan, permasalahan terkait pendidikan di Kaltim ini, sebenarnya telah teratasi, dengan adanya beasiswa Kaltim. Namun, masih ada yang menjadi persoalan terkait beasiswa Kaltim ini. Sudah sampai sejauh mana penerima bantuan beasiswa Kaltim ini, memberikan kontribusinya terhadap kemajuan pembangunan Kaltim.
Ia menyatakan bahwa Dispora Kaltim memiliki tanggung jawab dalam mendorong peran serta pemuda berpartisipasi dan mengambil peran dalam pembangunan, utamanya pada domain kepemudaan. Yakni domain yang terkait dengan indikator pemuda ikut kegiatan organisasi pemuda yang sesuai norma-norma dan peraturan yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang kepemudaan.
Tujuannya adalah untuk mendorong tercapainya peran aktif pemuda sebagai agen perubahan dalam mengembangkan pendidikan politik, kepedulian terhadap masyarakat, kepedulian terhadap lingkungan hidup, agen kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
“Koordinasi, sinergi dan komitmen bersama diperlukan untuk bisa mencapai target IPP kita di tahun 2024. Mudah-mudahan semua bisa terlaksana dan target bisa tercapai dengan baik,” ujar AHK. []
Penulis: Rangga Satria | Penyunting : Agus P Sarjono