SAMARINDA – Debat perdana calon presiden (capres) 2024 yang digelar pada, Selasa (12/12/2023) malam di Jakarta menyisakan berbagai tanggapan dari masyarakat. Salah satunya adalah Sekretaris Fraksi DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Harun Al Rasyid.
Harun menilai penampilan Anies Baswedan dalam debat tersebut jauh mengungguli calon lainnya. Ia menilai gagasan dan narasi yang disampaikan Anies lebih luas dan didukung data.
“Saya melihat Pak Anies jauh mengungguli calon yang lain, gagasan dan narasinya jauh lebih luas dan didukung data. Krisis yang terjadi di era pemerintahan saat ini, pertama krisis moral, yang ditandai dengan adanya KKN dan nepotisme atau ordal. Krisis ini merusak tatanan demokrasi dan hukum. Ini tidak boleh dibiarkan, harus dirubah. Caranya menangkan calon nomor 1,” ungkap Harun.
Harun menilai krisis moral yang terjadi saat ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia. Ia berharap Anies Baswedan dapat menjadi pemimpin yang dapat mengatasi krisis tersebut.
“Pak Anies adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia saat ini. Beliau memiliki integritas yang kuat dan gagasan yang visioner. Saya yakin beliau mampu membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik,” ujar Harun.
Sementara itu, Konsultan Politik sekaligus Founder PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengungkap bahwa dalam hasil survei terbarunya, belum ada paslon yang mencapai elektabilitas di atas 40 persen. Hasil ini tentu berbeda dari banyak survei yang beredar belakangan ini.
“Ternyata menurut hitungan (survei) itu, masih mungkin Prabowo-Gibran dikalahkan. Data survei ini tidak bisa dibandingkan dengan satu survei nasional yang datanya sekarang beredar,” tegas Eep dalam YouTube Obrolan Meja Bundar dengan topik ‘Analisis Elektabilitas Prabowo di Bawah 40 persen?’, Selasa (12/12/2023).
Ia menjelaskan hasil survei yang dipaparkannya ini dilakukan di 32 provinsi dengan jumlah respondennya di satu survei, yakni 1.200 responden. “Apa hasilnya? Prabowo-Gibran di bawah 40 persen. Anies dan Ganjar di atas 20 persen,” ujarnya.
Eep juga menyinggung pada setiap pertanyaan survei, dirinya selalu menanyakan apakah pilihan ibu/bapak/saudara sudah tetap atau masih mungkin berubah. Hasilnya masih banyak jawaban yang menyebut ada peluang mengubah pilihan.
“Berapakah yang mengatakan sudah tetap? 46 persen saja, tetapi ketika dicek sisanya kemungkinan besar tidak memilih. Maka ditemukan lah angka sekitar 43 persen pemilih kita masih diperebutkan, itu data pertama,” jelasnya.
Sedangkan data surveinya yang kedua, sambung dia, berkaitan dengan apakah para responden membuat pilihan politiknya dengan mempertimbangkan sosok Presiden Jokowi.
“Hanya 20 persen lebih sedikit yang mengatakan Presiden Jokowi yang mereka paling timbang ketika mau memilih,” pungkasnya.
Hasil survei Eep Saefulloh Fatah ini menunjukkan bahwa Pilpres 2024 masih sangat terbuka. Tidak ada satu pun paslon yang bisa dipastikan akan menang. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para calon untuk terus meningkatkan elektabilitasnya dan meyakinkan masyarakat untuk memilihnya.
Penulis: Fanny | Penyunting: Aji Utami