Anggota DPRD Kaltim Tak Faham Kondisi Listrik Kaltim

Kantor PLN sering didemo warga karena pemadaman listri. Foto: Ist

Listrik merupakan salah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya, listrik meruapakan sektor penunjang kebutuhan perekonomian.

Hampir di semua bidang memerlukan listrik untuk memenuhi kebutuhannnya. Sayangnya di Kaltim yang dikenal dengan daerah kaya SDA, masih tertinggal untuk urusan pasokan listrik.

Pemadaman massal dan bergilir bisa sewaktu-waktu terjadi. Kondisi yang dengan tegas menunjukkan bahwa adanya ketidakoptimalan PLN dalam mengelola pasokan ketersediaan listrik bagi pelanggan.

“Saya tidak pernah bosan mendengar keluhan tentang permasalahan padamnya listrik. Saya rasa ini sudah berlarut-larut sekali. Saya juga tidak paham sebenarnya ada apa dengan pihak PLN terkait pemadaman listrik, masalah ini harusnya bisa dicarikan solusi konkret, “ ucap Anggota DPRD Kaltim Nicolas Pangeran.

Wakil rakyat dari Partai Demokrat ini menyebutkan, hingga saat ini masih banyak warga, baik di desa dan kota di Kaltim yang masih belum merasakan nikmatnya fasilitas listrik. Bahkan di beberapa wilayah, justru belum teraliri jaringan listrik hingga puluhan tahun lamanya.

“Manajemen PLN sebenarnya pernah bertemu dengan saya dan kawan-kawan di kantor DPRD beberapa bulan yang lalu. Namun saya masih tidak paham sampai sekarang permasalahan pemadaman listrik masih sering menjadi derita bersama. Sebenarnya ada apa? Kan itu yang menjadi pertanyaannya. Padahal cadangan energi listrik kita sudah cukup bagus,“ paparnya.

“Harus kita pahami bahwa listrik ini adalah salah satu kebutuhan primer, alasan yang disampaikan pihak PLN bila terjadi pemadaman listrik, terkesan hanya seperti kisah klasik dan terkesan monoton, yakni alasan mesin rusak,” tambahnya. Dengan alasan kerusakan mesin tersebut, lanjutnya, telah membuat kesengsaraan di berbagai sektor, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, UKM dan semua sektor lainnya. imbuhnya. [] RedHP/KK

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com