Pelaku kejahatan jalanan (street crime) M Putra alias Kete (20), masih meringkuk di ruangan pengap, tahanan Polsek Balikpapan Utara. Remaja jambret itu menjalani penyidikan untuk membongkar pelaku lainnya.
Sayangnya tidak ada pengembangan yang berarti karena Kete memilih bungkam saat ditanya siapa pelaku lainnya yang menjambret. Sebab, pada umumnya, pelaku jambret berjumlah dua orang. Satu pelaku sebagai joki motor, pelaku satunya di belakang bertugas ‘mengeksekusi’, menarik tas milik korban.
Kete ngotot mengaku, menjambret sendirian. “Belum ada temuan tersangka lainnya. Tersangka Kete mengaku sendirian,” ujar Panit Reskrim Polsek Balikpapan Utara Ipda Nikson Sitompul SH, Senin (2/6) siang kemarin. Nikson menambahkan, dari laporan kasus jambret yang diterima Polsek Balikpapan Utara, tidak ada kesamaan ciri-ciri pelaku dengan ciri-ciri Kete.
“Dari pihak lain juga mengatakan, tidak memiliki kesamaan pelaku jambret dengan tersangka Kete. Tetapi Kete terbukti sudah dua kali melakukan aksi penjambretan,” beber Nikson.
Hasil menjambret digunakan oleh remaja yang hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP, untuk memperbaiki motornya. Sebagian untuk membantu kehidupan keluarganya di rumah. Barang hasil jarahan dijual dan uangnya langsung digunakannya.
Terkait aksi penjambretan yang dilakukan Kete, polisi menetapkan satu orang dalam daftar pencarian orang (DPO). Dari hasil pemeriksaan, ternyata tersangka Kete mengetahui salah seorang temannya juga menjadi jambret. “Tersangka Kete beraksi sendirian. Namun pengembangan yang kami lakukan, diketahui ada seorang lagi sebagai pelaku jambret. Saat ini kami masih melakukan pengejaran,” ungkapnya.
Pengungkapan pelaku jambret, ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Pasalnya, selain mengincar kaum wanita, aksi yang dilakukan pelaku cenderung berbahaya, karena tidak memikirkan keselamatan korbannya saat beraksi di jalan. Bahkan pernah kejadian, seorang wanita tewas gara-gara terjatuh dari motornya saat tasnya ditarik jambret.
“Coba bayangkan, saat melakukan tarik menarik korban terjatuh dan mengalami kecelakaan. Sangat bahaya, bahkan mengancam nyawa korbannya. Oleh karena itu, kami berupaya maksimal untuk melakukan pengungkapan,” beber Nikson.
Kete dicokok polisi, Senin (26/5) malam sekitar pukul 22.00 Wita. Warga Kampung Baru, Balikpapan Barat ini diringkus setelah menjambret seorang wanita, Maret 2014 lalu. Polisi dikomandani Panit Reskrim Polsek Balikpapan Utara, Ipda Hadi Purwanto, mengendus ulahnya setelah mengamankan HP milik korban yang dijambret Kete. HP hasil kejahatan dijual kepada seseorang. Nah, dari pembeli HP itulah, polisi menelusuri tempat tinggal Kete, lalu meringkusnya.
Kete tak berkutik setelah pintu rumahnya digedor polisi, lantas diborgol, diangkut menuju Polsek Balikpapan Utara. Dari hasil penyelidikan sementara, ABG penjahat itu melakukan aksi penjambretan sebanyak 2 kali di wilayah hukum Mapolsek Balikpapan Utara. Yakni di kawasan Jl Inpres II dan seputaran halte di bundaran Rapak.
Kapolsek Balikpapan Utara AKP H Sarbini mengatakan, setelah mendapatkan keterangan dari pembeli HP yang dijambret Kete, anggotanya langsung merencanakan penggerebekan.
“Barang bukti HP, kami temukan siang hari. Setelah mendapat keterangan penjual dan alamatnya, baru kami lakukan penangkapan terhadap tersangka Kete. Dia juga mengakui HP tersebut memang hasil kejahatan menjambret,” tandas kapolsek.
Kepada wartawan, remaja bertubuh kurus ini mengatakan, aksi nekat yang dilakukannya lantaran melihat adanya kesempatan. Kedua korban terbilang ceroboh membawa barang berharga mereka saat naik motor sendirian.
“Awalnya saya nggak ada niat menjambret mas, tapi saya melihat kesempatan waktu itu. Apalagi pada waktu penjambretan yang pertama, tasnya dipegang oleh anak kecil yang dibonceng ibunya. Makanya saya nekat aja waktu itu,” aku Kete.
HP yang dijambret Kete sudah berpindah tangan 3 kali. Dari pemilik HP yang baru, diketahui korban membeli HP dari salah seorang pria yang tidak dikenalnya. Ia mengaku, membeli HP tersebut dalam keadaan tidak memiliki kotak. [] RedFj/BP