Pengendara yang ingin melintas di Jl MT Haryono menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD), Batu Ampar, Balikpapan Utara, diminta mencari jalur alternatif. Pasalnya, proyek pemeliharaan jalan MT Haryono masih dalam pekerjaan dan lalu lintas kondisinya nyaris selalu macet.
Selain kemacetan panjangm, ini juga agar pengendara terhindar dari rawan kecelakaan karena kontur jalan yang naik turun dan licin di sekitar area proyek. Pasalnya ternyata dampak proyek senilai Rp7 miliar lebih ini juga sudah banyak memakan korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas), baik dari arah RSKD maupun dari Wika lantaran kondisi jalan yang licin.
“Sudah banyak pengendara yang jatuh mas. Jalannya sangat licin kalau sudah melintas di ruas jalan yang samping di cor itu,” kata warga Akbar Jailani, warga RT 51 Gunung Samarinda, Balikpapan Utara.
Akbar menjelaskan, kebanyakan pengendara yang jatuh karena tergelincir setelah bannya terkena lumpur dari arah Wika. Sedangkan, bahaya dari RSKD terjadi tabrakan karena turunan tiba-tiba jalan rusak. “Kalau yang sering nabrak itu, kalau malam. Banyak pengendara tidak tahu jika ada perbaikan jalan, dan ngerem dengan mendadak. Buktinya, banyak kaca pecah berhamburan di situ (jalan),” ungkapnya.
Dari pantauan Balikpapan Pos, pekerja proyek sudah melakukan imbauan dengan memasang beberapa plang imbauan untuk berhati-hati saat melintas. Pekerja dibantu warga juga membantu mengibarkan bendera tanda pengendara diminta melambankan kendaraan agar tidak terjatuh. Plang imbauan dipasang di beberaapa titik, seperti simpang Km 4, simpang MT Haryono Indrakila dan MT Haryono dekat pintu masuk Wika.
Sementara itu, saat ini, pekerja masih terfokus dalam pekerjaan peninggian badan jalan dengan cor bertulang. Lokasinya tepat di depan Futsal Champions. Di lokasi ini memang kerap menjadi genangan air dan menyebabkan banjir.
Namun, pengendara menilai pekerja proyek terkesan lamban. “Seharusnya lebih dikebut lagi. Minimal untuk pekerjaan lembur pada malam hari,” ujar warga Irwansyah, pengendara yang sehari-hari melintas untuk kerja di kawasan Feri Kariangau.
Dengan lebih dikebutnya lagi, bukan hanya menghindari potensi kecelakaan pengendara sepeda motor, tetapi bahaya lainnya yakni kendaraan bertonas besar yang juga kerap ngantre.
Sekadar diketahui, proyek ini dikerjakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional 8, Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. Anggaran yang dialokasikan sekitar Rp7,4 miliar dari APBN dengan lama pekerjaan selama 4 bulan. [] RedFj/BP