NUNUKAN – Pertemuan Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (Sosek Malindo) di Tawau, Malaysia yang membahas sejumlah permasalahan kedua negara ini, dianggap hanya sebagai pertemuan para pelancong daerah ini. Karena, dari pembahasan itu tidak ada satupun kejelasan akan nasib lalu lintas speed boat Sei Nyamuk-Tawau di Kecamatan Sebatik.Ketua LSM Lembaga Pemantau Pelindung Pendamping Buruh dan TKI (LP3TKI) Nunukan, Andi Anto Ali Agus mengatakan, Indonesia tidak mempunyai kekuatan kuat, untuk meminta agar Malaysia memberi kejelasan terkait nasib pe-nyeberangan yang selama ini menjadi sentra ekonomi masyarakat Pulau Sebatik.
“Jika ke sana hanya me-lancong, untuk apa. Lebih baik, tidak usah sama sekali ke sana, jika tidak ada kejelasan yang dapat diberikan kepada masyarakat kita. Menghabiskan uang rakyat saja,” ujarnya.
Pembahasan inti pada per-temuan Sosek malindo itu lebih kepada peningkatan status Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung Nunukan.
Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Kabupaten (Setkab) Nunukan, Abidin Tajang meng-ungkapkan, pihak Indonesia yang diwakili Pemkab Nunukan me-maparkan kesiapan PLBL Liem Hie Djung dioperasikan sebagai pelabuhan internasional. Standard Operating Procedure (SOP) PLBL Liem Hie Djung tidak ketinggalan disampaikan.
“Kita paparkan mengenai perkembangan dan kesiapan PLBL Liem Hie Djung. Begitu juga dengan SOP yang akan di-terapkan,” ujarnya.
Dia menambahkan, kesiapan PLBL menjadi pelabuhan bagi kapal-kapal resmi yang melayani ju-rusan Nunukan-Tawau dan sebalik-nya, secara garis besar sudah hampir siap. Termasuk, kesiapan aparat-aparat terkait me-nempati ruang yang disediakan di areal PLBL.
“Target kita tahun ini sudah dapat dioperasikan sebagai pelabuhan internasional. Otoritas Tawau juga sudah memaparkan SOP dan kesiapan mereka,” ujarnya
Ia berkata, kesiapan pihak Malaysia dapat dipastikan berada di posisi Oktober men-datang. Hal tersebut me-ngacu pada ke-siapan pelabuhan baru yang sedang di-bangun pemerintah Malaysia di kota Tawau.
Pelabuhan baru tersebut akan ter-koneksi dengan PLBL Liem Hie Djung dalam melayani keluar masuk kapal-kapal resmi. Di-akuinya, kendati begitu penyesuaian ter-hadap beberapa hal teknis masih terus diupayakan.
Mengenai kesiapan fasilitas PLBL Liem Hie Djung secara detail, Abidin belum bersedia berkomentar banyak. Termasuk, beberapa dermaga tambat di PLBL Liem Hie Djung, sampai saat ini belum dapat difungsikan karena rusak.
“Jika soal teknis PLBL, saya belum dapat ko-mentar. Saya kurang tahu kondisi nyata mengenai sejumlah fasilitas di PLBL. Nanti, dapat langsung menghubungi Kadis Dishub-kominfo,” imbuhnya.
PLBL Liem Hie Djung terus berbenah. Sejumlah fasilitas yang dibangun melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat I Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini, dibangun satu persatu. Saat ini, PLBL Liem Hie Djung menjadi dermaga yang melayani speed boat Nunukan-Tarakan atau sebaliknya.
Terkait kesiapan PLBL, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Nunukan, Petrus Kanisius me-ngatakan, PLBL secara fisik sudah siap 100 persen. Hanya dermaga perlu dibenahi. “Jika PLBL itu, sudah siap dari dulu. Tinggal dermaga itu saja,” katany. [] RedHP/KK