Sumber air baku yang minim masih menjadi momok bagi pelanggan PDAM di Kota Minyak. Pasalnya, produksi air bersih dari perusahaan daerah milik Pemkot Balikpapan itu masih defisit ketimbang keperluan riil. Akibatnya, puluhan ribuan pelanggan masih belum mendapat distribusi air secara maksimal.
Meminjam data PDAM Balikpapan, hanya Waduk Manggar yang jadi sumber utama dengan kapasitas 900 liter per detik. PDAM juga membuat beberapa sumur tanah sehingga mampu memproduksi air bersih total 1.150 liter per detik untuk semua IPAM yang dimiliki. Padahal, keperluan air untuk pelanggan PDAM sebesar 1.500 liter per detik.
Berkaca pada fakta tersebut, mustahil semua pelanggan dapat menerima air bersih setiap saat. Pasalnya, PDAM hanya mampu menyuplai 70 persen keperluan air. Walhasil, banyak pelanggan yang baru dapat air pada malam hari, yakni ketika pelanggan lain tidak memanfaatkan air.
Pemerintah, sebagai pihak yang berkewajiban menyediakan sumber air baku tentu bertanggung jawab atas defisit ini. Perencanaan sebetulnya sudah ada, seperti Pembangunan Waduk Teritip yang sudah direncanakan sejak 2005 dan ditarget terbangun pada 2010. Nyatanya pembangunan baru mulai bergerak tahun ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Suryanto menjelaskan, perencanaan seputar air baku sudah ada. Namun bentuknya berupa solusi jangka menengah dan jangka panjang.
“Yang paling dekat adalah pemanfaatan Sungai Merdeka (Waduk Sukarame) Samboja, Waduk Teritip, Bendungan Sungai Wain, dan Bendungan Sepaku-Semoi,” ujarnya.
Ia menambahkan, hari ini, kepala Bappeda Kukar akan berkunjung ke Balikpapan membicarakan pemanfaatan Waduk Sukarame yang memang masuk wilayah Kukar. Harapannya, jika waduk itu diolah PDAM Balikpapan, bisa untuk melayani warga Solok Api Darat, Samboja.
Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Rahmat Julian mengatakan, memang solusi yang paling dekat adalah pemanfaatan Waduk Sukarame. Namun, hal itu juga tidak bisa terlaksana dalam waktu dekat. Menurutnya, jika segala macam sudah disepakati tahun ini, pembangunan pipa ke Balikpapan dan instalasi pengolahan perlu waktu 2 tahun. [] RedFj/KP