RENCANA stop produksi untuk Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Kilometer (Km) 8 dan IPAM Damai akibat perbaikan Waduk Manggar dibatalkan. Perusahaan pelat merah itu memutuskan tetap melayani pelanggan. Namun, layanan tetap terhambat lantaran debit air dikurangi. Demikian disampaikan Direktur Teknik PDAM Tirta Manggar Balikpapan Rahmat Julianto, kemarin (11/6).
Saat ditemui di Waduk Manggar pukul 16.00 Wita, Rahmat mempersiapkan rapat bersama Balai Wilayah Sungai Kalimantan III. Beberapa hal yang akan dibahas seperti penghitungan biaya perbaikan tanggul Waduk Manggar yang akan segera diusulkan ke Bagian Tanggap Bencana Ditjen Sumber Daya Alam.
Rapat itu juga mencari solusi mengenai masih kurangnya jumlah pompa untuk menguras air Waduk Manggar.
“Untuk saat ini, dua pipa intake yang berada di bawah tubuh bendungan masih belum ditutup sepenuhnya, supaya pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan. Debit airnya kami kurangi untuk mencegah semakin parahnya kebocoran tanggul,” terangnya kepada wartawan.
Pantauan media ini, dua ponton yang masing-masing mengangkut pompa kapasitas 330 liter per detik sudah berada di waduk dan menjalani serangkaian persiapan dan uji coba. Rahmat menargetkan, dua ponton tersebut sudah bisa beroperasi dalam 2-3 hari ke depan. Sementara satu ponton lainnya akan datang Sabtu (14/6). Biaya sewa ponton, kata dia tidak murah, yakni Rp 340 juta per unit per bulan.
Dengan adanya tiga ponton tersebut, kapasitas pipa isap berdasarkan hitungan matematis sekira 990 liter per detik. Ini sedikit lebih besar dari suplai air biasanya ketika menggunakan pipa intake yakni sebesar 900 liter per detik. “Kami berharap setelah pipa intake ditutup sepenuhnya, distribusi air tidak terganggu,” katanya.
Untuk menguras Waduk Manggar diperlukan 9 pompa penyedot. Artinya, masih kurang 6 pompa lagi, selain pompa yang digunakan untuk operasional PDAM. Kekurangan ini masih akan dicarikan. Air Waduk Manggar akan disedot dan dibuang ke laut melalui Sungai Manggar sampai ketinggiannya hanya 6 meter. [] RedFj/KP