Kerja keras warga bersama tim gabungan mencari Sukardi, nelayan yang tenggelam di sungai Manggar, akhirnya membuahkan hasil. Namun harapan keluarga Sukardi ditemukan masih hidup, justru menimbulkan duka mendalam. Pria berusia 25 tahun berdomisili di Jl Tengiri RT 23 No 39 Kelurahan Manggar Balikpapan Timur, ditemukan mengapung di Sungai Manggar tidak bernyawa, Kamis (12/6) siang kemarin sekitar pukul 08.00 Wita.
Sebelumnya, Sukardi tercebur ketika sedang memancing bersama keluarganya, Rusli, Rabu (11/6) sekira pukul 03.35 Wita. Pencarian dilakukan oleh nelayan, tim search and rescue (SAR) gabungan terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, Badan SAR Nasional, serta Dinas Perhubungan.
Sekira pukul 19.00 Wita pada Rabu lalu, pencarian terhadap Sukardi, sempat dihentikan karena arus sungai sangat deras dan tidak memungkinkan melakukan penyelaman. Padahal titik koordinat Sukriadi berada sudah terbaca alat canggih dari Jepang, Sound Navigation and Ranging (Sonar), 50 meter dari tempat dia tercebur.
Kamis kemarin pagi mulai pukul 06.30 Wita, penyisiran kembali dilakukan. Setelah pencarian selama kurang lebih 29 jam, jenazah korban akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan mengapung sejauh 1 mil dari jembatan Manggar-lokasi saat almarhum terjatuh.
“Anggota kami dari tadi malam melakukan penyisiran selama 24 jam secara bergantian. Tadi pagi (kemarin, Red) sekira pukul 08.00 Wita berhasil ditemukan nelayan beserta tim di luar muara, jauh dari TKP,” terang Kasi Tanggap Darurat, Evakuasi Korban dan Kebakaran BPBD Suprayitno kepada wartawan, Kamis (12/6) kemarin.
Dia menjelaskan, anggotanya mulai melakukan penyisiran pukul 06.30 Wita ke arah muara sungai. Arus yang sangat deras menyulitkan pencarian, namun ketika akan hendak kembali ke posko oleh tim SAR, kapal milik nelayan yang pulang dari laut memberikan informasi tubuh yang mengapung ke tim SAR yang melakukan penyisiran. “Dapat informasi itu, kami langsung menuju ke TKP untuk melakukan evakuasi,” lanjut Suprayitno.
Saat ditemukan, jasad korban dalam keadaan telentang tidak bernyawa mengenakan pakaian yang terakhir ia kenakan. Evakuasi korban untuk menaikan ke atas perahu karet tidak berjalan mudah. Tim SAR mengalami kesulitan karena arus kencang. Namun dengan susah payah akhirnya mayat berhasil dievakuasi ke atas perahu karet dan langsung menuju posko.
Saat ditemukan jenazah masih lengkap menggunakan pakaian yang terakhir ia kenakan. “Kondisi korban dalam keadaan meninggal dunia, badan sudah agak membengkak karena sudah sehari semalam tenggelam, dan mengeluarkan bau,” ungkapnya.
Setelah dievakuasi ke darat, jenazah Sukardi langsung dinaikkan ke mobil jenazah milik Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) untuk dilakukan visum. “Kami juga dibantu dari DKPP yang mulai kemarin mobil jenazahnya stand by, PMI dan DKK,” tandasnya.
Kapolsek Balikpapan Timur, Kompol I Nyoman Santara memastikan, korban yang tenggelam dan ditemukan telah meninggal dunia murni kecelakaan. Di tubuh korban juga tidak ditemukan kejanggalan.
“Memang ada riak-riak dan isu yang kurang enak terkait tenggelamnya korban, kami pun langsung mengambil tindakan dengan meminta keterangan dari saksi-saksi. Indikasi untuk mengarah ke sana masih nihil dan kami juga telah minta keterangan dari keluarga korban. Kami simpulkan ini murni kecelakaan,” ungkap Nyoman.
Dijelaskannya, di belakang hari ditemukan kejanggalan dalam kasus korban tenggelam maka tidak menutup kemungkinan penyelidikan akan dilajutkan kembali. Dari hasil visum RSKD ada sejumlah luka akibat benturan, hal ini disebabkan benturan selama korban tenggelam di dasar sungai.
Adik ipar korban bernama Lisa, memastikan Sukardi memang tidak dapat berenang. Pekerjaan memancing di laut ini sudah menjadi mata pencaharian korban. “Korban memang tidak bisa berenang, sebelumnya tidak ada firasat apapun justru ketika mau pergi korban terlihat senang,” kata Lisa. [] RedFj/BP