Kendati sejumlah stasiun televisi begitu kentara mendukung salah satu pasangan calon presiden/cawapres, para jurnalis tetap memegang teguh kode etik. Sikap netral dalam setiap kerja jurnalistik harus dikedepankan. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kaltim memastikan mereka tetap independen. Para jurnalis televisi ini juga akan mengadakan seminar Tahun Politik bagi Jurnalis Televisi 2014.
Menurut rencana, seminar yang merupakan rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) II, IJTI Kaltim, diadakan di Hotel Mesra, Samarinda, pada 14-15 Juni. Plt Ketua IJTI Kaltim Suriyatman mengatakan, media salah satu pilar demokrasi. Media memegang peran krusial untuk memengaruhi opini politik publik. “Seminar diadakan untuk mewujudkan pesta demokrasi yang jujur dan bertanggung jawab,” jelas pewarta dari Trans 7 ini.
Dia memaparkan, pers merupakan tonggak informasi dan kontrol sosial. Pers pun wajib mendapat perhatian masyarakat. “Media juga wajib dikontrol. Apabila media mampu memengaruhi opini masyarakat, kemenangan lebih mudah diraih,” tegas Suriyatman. Dari situ, IJTI Kaltim mengawali pemberian informasi dan pemahaman terutama posisi media massa pada tahun politik.
“Kami mengadakan workshop bertajuk Independensi Media di Tengah Perebutan Kekuasaan Politik Menghadapi Pilpres 2014,” tuturnya. Ketua Pelaksana Musda II, IJTI Kaltim, Slamet Widodo, menambahkan bahwa Musda dihadiri Ketua IJTI Pusat Yadi Hendriana. “Beliau akan mengawasi Musda sekaligus mengisi materi jurnalistik televisi dalam seminar,” terang Slamet yang merupakan kontributor Kompas TV. Di Kaltim dan Kaltara, sekitar 50 jurnalis televisi dan Kaltara mengikuti Musda. Musyawarah juga akan memilih Ketua IJTI Kaltim periode 2014- 2019. [] RedFj/KP