Balikpapan boleh berbangga diri meraih penghargaan Adipura Kencana, dan ada banyak lagi penghargaan atas prestasi yang diraih sebelumnya. Sayang, fisik penghargaan-penghargaan yang susah payah diraih itu seolah dilupakan begitu saja. Tidak semua ditata dan disimpan dengan baik.
BUKAN penghargaan berupa pila yang tercecer di mana-mana. Piagam atau plakat penghargaan jauh lebih tragis nasibnya. Padahal ini penting untuk mengingatkan perjuangan meraiah prestasi tersebut. Bagi warga yang sering berkunjung ke Kantor Wali Kota di Jalan Jenderal Sudirman.
Ketika masuk area lobi memang langsung terlihat jejeran piala, tropi, piagam serta plakat yang dipajang pada bagian kiri tangga menuju lantai dua kantor pemerintahan ini. Simbol-simbol penghargaan ini diletakan didalam lemari kaca berukuran besar, sehingga tidak semua penghargaan ini dikenal. Tulisan di penghargaan yang begitu kecil, tidak begitu tampak dari luar kaca.
Hanya tropi dan piala yang diletakkan dijejeran depan yang bisa terbaca dengan baik, di antaranya piala juara III Liga Remaja Piala Suratin tahun 1996 dan Piala Adipura Kota Sedang Terbersih yang diserahkan mantan Presiden RI Soeharto pada 5 Juni 1991.
“Sayang sekali Mas. Piala dan tropi ini merupakan benda bersejarah tapi sepertinya kurang terawat,” ujar Ria Ridowaty warga RT 05 Muara Rapak yang berkunjung ke Balaikota, Selasa (10/6) kemarin.
Seharusnya, kata Ria-sapaan akrabnya, penghargaan ini dipisahkan sesuai tahun diberikan dengan dilengkapi label tambahan, sehingga menarik pengunjung untuk melihat. “Di kantor pemkot ini hampir setiap hari ada tamu dari luar daerah. Saya kira ini menjadi bahan informasi penting bagi pengunjung. Karena saya lihat banyak cenderamata para tamu yang berkunjung ke Balikpapan juga,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Anzari, warga Batakan. Ia menilai benda-benda penghargaan cukup menarik karena terdapat cenderamata dari berbagai daerah. Penghargaan-penghargaan yang usinya sudah tua juga cukup menganggumkan, asal dirawat dengan baik. “Kalau ditata rapi pada suatu ruangan seperti museum. Saya kira akan lebih menarik karena saya lihat ada cinderamata dan piala dari tahun 1986,” jelasnya.
Seharusnya terang Anzari, setiap tahun benda-benda penghargaan dan cinderamata ini dibersihkan seperti membersihkan benda keramat layaknya keris di Pulau Jawa. “Saya lihat penghargaan-penghargaan ini diletakkan secara terpisah di kantor balaikota sehingga terlihat semrawut. Ada di dekat tangga lantai satu, lantai dua sampai diruang tamu wali kota. Inikan tidak nyaman dilihat. Mungkin yang unik-unik dan bersejarah saja yang dipampang,” usulnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan, Achmad Yuni membantah jika pihaknya tidak melakukan perawatan secara rutin terhadap penghargaan ini. “Nggaklah Mas. Kami rutin melakukan perawatan dan pemeliharaan,” ujar Achmad Yuni lewat ponselnya kepada Balikpapan Pos tanpa menyebutkan waktu perawatan.
Lalu bagaimana dengan usulan warga agar benda-benda ini ditata pada satu tempat seperti museum supaya nyaman dilihat. Achmad Yuni mengaku, pihaknya sudah memiliki ide tersebut. Tapi, sampai saat ini masih terkendala tempat. “Ide itu sudah ada Mas. Tapi tempat yang masih kami cari. Jadi nggak benar Mas kalau penghargaan ini tidak terawat,” pungkasnya. [] RedFj/BP