Upaya menekan peredaran HIV/AIDS di Kota Minyak dipastikan mendapat dukungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Caranya, melalui pelaksanaan sidang tindak pidana ringan (Tipiring) yang dirangkai dengan pelaksanaan sosialisasi tentang HIV/AIDS dan tes sampel darah atau dikenal VCT (Voluntary Counseling and Testing).
“Kami setuju untuk membantu sosialisasi HIV dan VCT bekerja sama dengan LSM. Saat pelaksanaan sidang akan kami informasikan,” kata Kepala Satpol PP, Freddy Pasaribu di balaikota, belum lama ini.
Menurut Freddy, pelaksaan razia terutama ketika membidik WTS terutama ke eks lokalisasi acap kali bocor. Padahal penyebaran informasi akan dilaksanakan razia secara dadakan sudah sangat diminimalisir. “Artinya hanya orang-orang tertentu saja yang tahu kapan dan di mana razia akan dilaksanakan, tapi tetap saja bocor,” ungkap dia sembari menambahkan Satpol PP tengah mencari format yang tepat agar pelaksanaan razia berjalan efektif.
Selain itu, dia melanjutkan, Satpol PP di hadapkan pada kendala medan. Seperti diketahui, eks lokalisasi Manggar Sari dan Km 17 berada jauh dari jalan raya. Dibutuhkan waktu sekira 5 menit dari jalan besar, sampai akhirnya aparat bisa tiba di lokasi razia. Ditengarai, ada oknum yang dengan sengaja bertugas di jalan raya menuju gerbang masuk eks lokalisasi yang memang bertugas memberikan informasi setiap kali aparat datang merazia.
“Semua kendala itu tidak menyurutkan langkah kami untuk terus merazia WTS dan melakukan penertiban demi tegaknya Perda,” tegas Freddy. Kendala menekan penularan HIV/AIDS sebelumnya dilontarkan Wakil Ketua LSM Laskar Pita Merah, Asri Wahyuningsih adalah dengan ditutupnya lokalisasi Manggar Sari dan Km 17, praktik prostitusi yang dilakukan wanita tuna susila (WTS) dan pria hidung belang menyebar ke berbagai sudut kota.
“Seperti kasus Ana, WTS 22 tahun yang positif HIV/AIDS. Jika WTS jalanan itu terjaring Satpol PP, maka sosialisasi pencegahan HIV/AIDS akan bisa kami lakukan saat sidang tipiring,” harap Asri-akrab Asri Wahyuningsih disapa.
Mereka yang terjaring razia Satpol PP, sambung dia, selain diberikan pembinaan untuk tidak kembali turun ke jalan, juga akan diingatkan akan risiko penularan HIV/AIDS. Sekaligus ditawarkan untuk melaksanakan VCT guna memastikan kondisi kesehatan mereka.
“Di tahun 2013 sudah pernah kami lakukan VCT saat usai razia Satpol PP dan di sela sidang tipiring. Ternyata yang paling efektif saat sidang. Soalnya kalau menunggu razia selesai, pelaksanaan VCT selalu dini hari, kami terkendala pada tim medis,” pungkasnya. [] RedFj/BP