Proses gas in dari Manhattan Kalimantan Investment (MKI) ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) milik PLN masih belum bisa dipastikan akan terealisasikan bulan ini, sementara kondisi kelistrikan Tarakan sudah semakin terdesak. Padahal sebelumnya MKI memberikan janji sejak Februari sampai Juni ini gas in sudah dapat dilakukan, Operation Super Tenden MKI Tarakan, Supandri ketika ditemui usai rapat kerjanya bersama PLN Tarakan, Kamis (12/6) kemarin mengatakan, saat ini proses pengoperasian PLTG sudah mulai melakukan proses drilling gas dan diperkirakan hingga pekan depan.
“Kendalanya kenapa sampai saat ini belum gas in, karena ada masalah teknis dan non teknis birokrasi dari MKI. Ditambah lagi dari kontraktor yang membuat keterlambatan gas in itu sendiri,” jelasnya.
Pihaknya kembali memastikan diakhir Juni nanti sudah akan dilakukangas in, jika semua sarana terpenuhi. “Begitu juga kontraktornya dengan MKI sendiri, kemudian juga dengan Pemkot maupun instansi terkait,” tandasnya.
Tapi, lanjutnya, juga tidak menutup kemungkinan gas in baru bisa dilakukan awal Juli nanti karena menurutnya di akhir Juni, jika semua sarana yang dibutuhkan dalam prosesnya mendukung. “Jadi jangan ada salah pengertian kalau di Juni belum gas in,” ujarnya.
Sebenarnya, drilling ini tidak menghambat proses gas in MKI, dan drilling bukan hal yang butuh lama untuk dilakukan. “Karenasebenarnya, sumur MKI ini sudah di drilling tahun 2007 dan sudah ada gasnya, sedangkan drilling itu cuma membuka 3 buah sumbat, dan bukandrilling dari awal yang butuh waktu sampai berbulan-bulan,” jelasnya.
Molornya gas ini, penyebab paling besarnya adalah kontraktornya yang belum bisa menyelesaikan proyek gas plantt. “Gas plant belum disiapkan oleh kontraktor, jadi tergantung kontraktor juga apakah bisa menyelesaikan di Juni ini, namun kontraktor berjanji Juni ini selesai,” katanya.
Gas plant merupakan pabriknya gas didalam tanah, atau gas plant adalah tempat mengelola gas, dan hasilnya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan PLN sehingga mendapatkan gas murni yang dibutuhkan.
Untuk pipa penyalur gas dari sumur gas sampai ke mesin PLTG milik PLN, semua dipastikannya sudah siap. “Makanya itu tinggal gas plant saja, karena didalam sumur itu didalamnya sudah ada nitrogen. Melalui gas plant itu kita mengetahui gas itu akan dibuang impuritisnya, misalnya kita ambil airnya kita buang kemudian setelah bersih baru kita kirim ke PLN,” jelasnya.
Pihaknya juga akan melakukan koordinasi terlebih dulu kepada SKK Migas dengan adanya keterlambatan ini, apakah akan memberikan penalty bagi kontraktornya, apakah menurut SKK Migas sudah layak untuk dilakukan penalty atau ada keputusan lainnya.
“Sebenarnya kalau molor seperti ini, kita bisa penalty atau pemutusan kontrak, tetapi itu kalau semua pihak menyetujui penalty itu sendiri. Karena MKI tidak lepas juga dari pengawasan SKK Migas,” pungkasnya.
Sepanjang proses menuju gas in ini, diakui sudah banyak menghabiskan tenaga pikiran waktu uang, bahkan sudah mempersiapkan main power yanglengkap.
“Operation sudah menyiapkan 24 operator dari berbagai daerahuntuk menjalankan MKI di bulan Juni, sekarang tergantung kesiapan kontraktor itu menyelesaikan tugasnya,” imbuhnya.