SENDAWAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Barat (Kubar) ingin menunjukkan bahwa pembangunan daerah tersebut terus berkembang pesat sejak dimekarkan. Sehingga kedepannya terus mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Untuk itu, Bupati Kubar Ismail Thomas mengundang presiden agar dapat meresmikan 56 proyek tahun jamak (multiyears) yang direncanakan selesai 2015 mendatang.
Sebanyak 56 proyek tersebut terdiri proyek Bina Marga dan proyek Cipta Karya yang dikerjakan sejak periode pertama 2011-2016 dan periode kedua 2011-2016. “Semuanya akan diresmikan bersamaan,” kata Ismail Thomas, saat memimpin rapat percepatan pembangunan proyek multiyear di Jakarta, Minggu (22/6), dihadiri Sekretaris Kabupaten Aminuddin, Asisten II Meril Elisa, Kepala Dinas PU Asrani B, dan para kontraktor.
Bupati mengatakan, salah satu yang sangat membanggakan di mana Kubar merupakan satu-satunya Kabupaten Kota yang akan memecahkan rekor Muri bidang kerukunan umat beragama. Karena membangun tiga rumah ibadah sekaligus. Yakni Katolik Center, Kristen Center, dan Islamic Center. Semuanya diresmikan pada 5 November 2015 atau ketika ulang tahun Kubar,” katanya.
Menurut dia, Kubar bisa menjadi teladan bagi daerah lain. Bagaimana membina kerukunan masyarakat. Pemkab terus berusaha menunjukkan inilah bentuk kebersamaan, kerukunan masyarakat di Kubar bagi bangsa Indonesia.
Diungkapkan, secara lisan penilai dari Muri mengatakan untuk dapat memecahkan rekor Muri bukan hanya bangunan yang dinilai luar biasa. Namun bagaimana pemkab bersama masyarakat memberikan andil dan menunjukkan kepada rakyat Indonesia bentuk kerukunan dan persatuan yang diinginkan pendiri bangsa yakni Bung Karno dan Bung Hata.
“Makanya kami juga menggalakkan bergotong royong. Karena inti sari Pancasila itu sempaket atau gotong royong,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati menyinggung pelaksanaan Pilpres. “Sebentar lagi akan menghadapi pilpres 9 Juli mendatang, Mari memilih sesuai hati nurani, dan berdemokrasi dengan hati nurani yang jernih. Memilih berarti berpartisipasi membangun daerah,” ucapnya.
Ia minta, seluruh masyarakat menjadikan kesempatan tersebut untuk menyalurkan aspirasi, tidak golput. Satu suara menentukan demokrasi Indonesia. Proses demokrasi bukanlah tujuan akhir tetapi merupakan awal membangun daerah lebih baik lagi di masa-masa mendatang. [] RedHP/KP