SAMARINDA – Rumah bangsalan lima pintu yang berada di Jalan Revolusi, Gang 12 RT 31, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, tingaal tersisa puing-puing bara. Pasukan memadamkan kebakaran (PMK) kesulitan menjinakkan api sesegera mungkin. Penyebabnya klasik, yakni kesulitan akses menuju titik api.
KOBARAN api membuat panik ratusan warga yang berdiam di gang tersebut kemarin (22/6), sekira pukul 10.30 Wita. Sebelum kejadian, Tarum (45), seorang penyewa bangsalan itu, pulang untuk istirahat makan siang. Tarum menjelaskan bahwa kamarnya terletak paling ujung di bangsalan itu. “Saya lagi istirahat, tiba-tiba ada asap,” ujar Tarum.
Muslimah (40), istri Tarum, sempat mencium bau hangus dari salah satu kamar yang ditinggal kerja penghuninya. “Katanya dari kamar Tumijan. Setelah itu langsung muncul api,” papar Tarum. Di lokasi terlihat dari jalan utama menuju titik api sekira berjarak 500 meter. Namun, yang bisa melintas di gang tersebut hanya motor.
Lebar gang yang sudah disemenisasi itu hanya sekira 2,5 meter. Keadaan semakin menyempit lantaran banyaknya warga yang menjadi penonton plus tumpukan barang-barang. Ratusan anggota PMK harus mengulur selang sepanjang mungkin. Sementara mobil pemadam hanya bisa berada di mulut gang. Untung saja, anggota PMK tak kesulitan air lantaran adanya rawa-rawa.
Lebih setengah jam, api baru bisa dikuasai. Itu pun setelah bangsalan tersebut luluh lantak jadi arang. Samin (35), juga penyewa bangsalan tersebut mengatakan mendapat kabar dari istrinya. “Saya lagi kerja. Tahu-tahu ditelepon istri dan bilang kebakaran,” ujar Samin. Lelaki yang bekerja sebagai buruh bangunan itu menyebut, semua barang-barangnya habis. “Cuma baju yang saya pakai ini saja. Yang lainnya sudah tidak ada,” ucap Samin.
Tak berbeda jauh dengan penjelasan Tarum. Kini, dirinya harus mengungsi ke rumah tetangga. “Saya cuma mikir selamatkan diri. Sudah tidak sempat selamatkan harta benda,” ujarnya. Santi (35), warga sekitar menjelaskan, saat kebakaran terjadi dirinya sedang mencuci pakaian. Salah satu bagian rumahnya pun terkena sasaran api. “Cuacanya memang cukup panas, angin waktu itu juga kencang. Jadi api langsung besar,” jelas Santi.
Tak hanya rumah bangsal itu yang ludes, empat motor juga ikut menjadi korban keganasan si jago merah. Seperti dijelaskan Samin, hampir seluruh penghuni bangsalan tidak ada di rumah. “Banyak yang kerja. Makanya tidak sempat menyelamatkan barang-barang,” ujar Samin. Belum diketahui secara pasti jumlah kerugian atas kebakaran yang menghanguskan bangsalan tersebut. Hanya saja, Samin yang merupakan korban kebakaran tersebut, memperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Kapolresta Samarinda kombes Pol Antonius Wisnu Sutirta, melalui Kapolsekta Sungai Kunjang Kompol Harun Purwoko menjelaskan, penyebab kebakaran belum diketahui pasti. Ditanya perihal korsleting arus listrik, Harun pun enggan berspekulasi terlalu jauh. “Kami masih selidiki penyebab kebakaran itu,” jelas Harun. [] RedHP/KP