BANJARMASIN – Sebanyak 143 siswa dari madrasah dari 13 kabupaten dan kota se Kalimantan Selatan (Kalsel) mengikuti kompetisi sains yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalsel untuk mengasah kemampuan para siswa, terutama dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kepala Kementerian Agama Provinsi Kalsel, HM Thamrin di Banjarmasin, Rabu (24/06/2014), mengatakan, kompetisi sains madrasah (KSM) tersebut diikuti perwakilan seluruh sekolah madrasah dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel.
Dari jumlah tersebut, kata dia, dari tingkat madrasah ibtidaiyah sebanyak 26 murid terbaik dari 67.174 siswa madrasah ibtidaiyah se Kalsel, selain itu sebanyak 39 siswa terbaik dari 63.854 orang siswa madrasah tsanawiyah.
Sedangkan untuk tingkat madrasah aliyah sebanyak 78 siswa dari 27.234 orang siswa madrasah aliyah se Kalsel.
Pada pelaksanaan KSM tersebut, tambah dia, didampingi oleh 78 orang guru pelatih dari total guru sebanyak 16.182 orang guru madrasah, belum termasuk suami, istri dan keluarga guru madrasah.
“Dan seluruh pemenang lomba tersebut, akan mengikuti lomba tingkat nasional yang akan diselenggarakan 25 hingga 29 Agustus 2014 di Makasar,” katanya.
Pada lomba nasional tersebut, akan diwakili 11 orang yang mendapatkan nilai terbaik, yaitu dua orang dari ibtidaiyah, tiga siswa dari madrasah tsanawiyah, dan enam orang dari madrasah aliyah.
Bidang studi yang dilombakan untuk madrasah ibtidaiyah, yaitu matematika dan IPA, madrasah tsanawiyah yaitu matematika, biologi dan fisika, sedang madrasah aliyah meliputi matematika, biologi, fisika, ekonomi, geografi, dan kimia.
Thamrin mengungkapkan, melalui KSM ini diharapkan, akan mampu mendorong para siswa dalam mengembangkan bakat dan minat di bidang sains, sehingga dapat berkreasi dan mencintai sains.
Selain itu, tambah dia, juga mampu memotivasi siswa agar selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual berdasarkan nilai agama, juga menumbuhkan budaya kompetitif yang sehat di kalangan siswa madrasah.
“Salah satu ciri khas kurikulum 2013, adalah kekuatan pada pendidikan karakter dalam menguatkan karakter anak didik dan menyentuh kompetensi lulusan yang berkaitan erat dengan dunia kerja,” katanya.
Ke depan, lanjutnya, Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang mampu berfikir global, cerdas, kreatif dan memiliki kecerdasan hati, mulia, dan nasionalis.
Menyikapi kebutuhan tersebut, kata dia, madrasah secara keseluruhan tidak bisa mengisolasi diri, dan perubahan paradigma, konsep, visi dan orientasi baru pengembangan pendidikan nasional.
Salah satunya dengan mengembangkan potensi siswa untuk berbagai bidang, baik bidang pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan kecakapan hidup lainnya. [] Ant