SUDAH sepantasnya Masjid Jami Al-Ula menjadi pusat sejarah Islam di Balikpapan. Sejak awal berdirinya, konon menurut Jamal Noor, masjid ini menyimpan banyak keistimewaan dan keajaiban yang hingga kini terkadang di luar nalar manusia. Balikpapan merupakan salah satu kota yang menjadi incaran pengeboman pesawat sekutu pada masa perang dunia kedua 1941-1945.
Pasukan pimpinan Inggris mengincar basis pertahanan Jepang yang membangun pos pertahanan di kawasan Kampung Baru saat itu. Salah satu pesawat sekutu menjatuhkan bom aktif yang tepat mengenai pinggiran samping bangunan Masjid Jami Al-Ula. Namun bom tersebut tidak meledak.
“Saat kebakaran besar melanda Kampung Baru tahun 1948, karena kebesaran Allah SWT api tidak mampu menjangkau bangunan masjid yang berdempetan dengan rumah warga,” ungkapnya, menceritakan. Selain itu, puncaknya kala pemberontakan PKI era ‘65 yang merembet hingga Balikpapan. Simpatisan paham komunis menyerang setiap masjid yang masih berdiri.
Masjid Jami Al-Ula menjadi sasaran pembakaran hingga si jago merah melalap seluruh bangunan masjid. “Tapi, ajaibnya bangun masjid tidak terbakar. Hanya barang-barang milik masyarakat sekitar yang terbakar,” ujarnya. Sampai saat ini, bangunan Masjid Jami Al-Ula terus digunakan sebagai tempat beribadah masyarakat sekitar.
Wakil Ketua Pengurus Masjid Jami Al-Ula Burhansyah, yang juga salah seorang imam masjid itu menambahkan, beragam kegiatan rutin dilakukan sepanjang Ramadan selain Salat Tarawih. “Mulai malam ini (malam tadi) kegiatan rutin Salat Tarawih sudah mulai dilaksanakan,” bebernya. [] RedFj/KP