Krisis air di Kota Minyak akan terus berlanjut jika tak segera ditangani cepat. Apalagi pembangunan Waduk Teritip yang terus dikebut masih tersandung pembebasan lahan. Demikian diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Balikpapan, Suryanto kepada wartawan, kemarin (29/6).
Ia menyebut, lahan pembangunan tubuh bendung sudah tidak ada persoalan, namun untuk genangan waduk masih jadi kendala. Pemkot sudah menyiapkan anggaran pembebasan lahan pada 2014. Namun itu hanya untuk daerah genangan. Lahan tubuh bendung sudah dibebaskan seluas 48 hektare dan akan ada tambah lagi. “Jumlah tambahan berapa saya tidak tahu,” aku dia.
Pembebasan lahan, lanjut dia, menggunakan APBD Balikpapan. Ada persoalan kepemilikan lahan yang membuat pembebasan jadi terhambat. Walhasil, itu memengaruhi progres pembangunan yang lambat.
“Anggaran sudah kami alokasi, tinggal koordinasi dengan masyarakat. Namun, realisasi perlu dukungan semua pihak termasuk DPRD,” ujarnya.
Menurutnya, pembebasan lahan ada keterkaitan dengan Badan Pertahanan Nasional (BPN) Balikpapan, sehingga dirinya tidak bisa komentar banyak.
“Penetapan harga sebelumnya setahu saya menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), namun sekarang saya kurang tahu,” ucapnya. Diketahui kini menggunakan sistem appraisal.
Diberitakan sebelumnya, defisit air baku di Balikpapan masih jadi momok. Pembangunan Waduk Teritip pun mendesak secepatnya rampung. Masalah pembebasan lahan yang jadi problem, Pemkot Balikpapan diminta segera menyelesaikan persoalan tersebut.
Meminjam data Kementerian PU, pembangunan Waduk Teritip ini mulai dikerjakan pada 2013. Total lahan yang diperlukan untuk waduk ini seluas 300 hektare yang menjadi tanggung jawab Pemkot Balikpapan. Pemkot disebut telah membebaskan 110 hektare pada tahap awal tahun 2013 sebesar Rp 7 miliar. Adapun pembayaran tahap kedua tahun ini, dialokasikan sebesar Rp 25 miliar. [] RedFj/KP