Sinyal Oke Hotel Syariah

Menuai pro dan kontra, rencana pembangunan Hotel Primebiz di samping Masjid Baitul Muttaqien (Masjid Islamic Center), tetap berjalan. Sinyal pro disampaikan Gubernur Awang Faroek Ishak ketika meresmikan Pasar Ramadan, Minggu (29/6). Gubernur menegaskan, dirinya tidak tabu dengan hotel yang akan berdiri di dekat masjid.

“Hotelnya ‘kan syariah. Di Masjidilharam saja kiri-kanannya semua hotel dan hotelnya syariah. Yang masuk (ke hotel) selektif. Hotelnya juga harus dilengkapi dengan toko buku Islami dan dilengkapi fasilitas kegiatan Islami. Itu kami syaratkan kepada investor yang akan membangun hotel. Jadi sekali lagi saya tegaskan, saya tidak tabu dengan hal-hal seperti itu (hotel dekat masjid),” ucap Awang Faroek.
Jadi, kata dia, dengan konsep hotel syariah, ditambah dengan hotel yang terlebih dulu berdiri di Masjidilharam tidak ada alasan untuk ditolak.

“Kita bangun hotel yang view-nya Sungai Mahakam. Banyak yang iri lihat potensi Sungai Mahakam,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Bidang Fatwa, MUI Kaltim Fahrudin mengatakan, jika kelak hotel terbangun MUI meminta pengelola hotel harus menyesuaikan dengan lingkungan masjid. “Sebagaimana yang diungkapkan Gubernur, sebenarnya beliau tidak alergi hotel dekat masjid. Tetapi tentu harus didukung pula dengan perda (peraturan daerah) yang mengatur jarak hotel dan tempat hiburan. Jadi kalau mereka mengejar level bintang ‘kan ada hiburannya. Nah itu yang kami tidak inginkan. Tetapi kalau mereka bisa menerapkan hotel syariah dan sesuai permintaan MUI, rasanya MUI tidak ada alasan menolak,” ungkapnya.

Masalahnya kini, kata Fahrudin, investor belum spesifik menyatakan hotel yang akan dibangun adalah hotel syariah. “Itu yang menjadi penekanan MUI, jika sudah mendapat lampu hijau dari pemkot untuk perizinan, maka kita (MUI) juga menyurati pemkot supaya menekan pemiliknya agar bisa membangun hotel syariah,” tuturnya.
Catatan lain dari MUI adalah, ketika label syariah diterbitkan, pengelola harus menjamin jika yang menginap harus pasangan suami-istri dan tidak menjual minuman keras dan hiburan.  Ketua Badan Pengurus Masjid Islamic Center Awang Dharma Bakti mengatakan, tidak masalah hotel berdiri di samping masjid sepanjang mengikuti aturan Islam dan tidak bertentangan syariat. “Permintaan kami, hotelnya tidak boleh ada musik dan kolam renang. Seragam petugasnya harus Islami. Itu  persyaratan kami,” jelasnya. [] RedFj/KP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com