BANYAKNYA keluhan dari orangtua dan peserta terhadap sistem PPDB di Kota Minyak, tidak bisa sepenuhnya sekolah disalahkan. Pasalnya, penilaian penerimaan siswa baru itu langsung dari Dinas Pendidikan (Disdik) Balikpapan. Demikian diungkapkan, Koordinator PPDB SMP 1 Zaidil Ghofar kepada wartawan.
Diketahui, sistem penilaian prestasi individu yang dijadikan nilai tambah dari hasil akumulasi dari Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) dianggap tidak transparan dan menimbulkan dugaan kecurangan.
Seperti yang terjadi di SMP 1 Balikpapan, yakni hasil penilaian kompetensi berupa pengesahan sertifikat perlombaan baik tingkat kabupaten kota, provinsi, hingga nasional dinilai tidak realistis oleh orangtua, karena prestasi tingkat nasional semacam olimpiade ternyata memiliki nilai lebih rendah dari prestasi tingkat kabupaten/kota seperti kejuaraan menari.
“Bukan salah kami (SMP 1), karena kami hanya memasukan nilai sertifikat prestasi setelah menerima hasil tersebut sudah ditandatangani dan diberi pihak Disdik. Setelah itu langsung ditempel pada papan pengumuman,” bebernya.
Ghofar menyebut, pihak sekolah tidak pernah tahu seperti apa mekanisme penilaian yang dilakukan Disdik terhadap sertifikat prestasi peserta PPDB. “Yang kami nilai bukan sertifikat, namun hasil tes peserta dari luar daerah melalui jalur reguler. Peserta dari luar daerah yang ingin masuk SMP 1 harus dites ulang seperti ujian nasional (UN),” terangnya.
Ia menerangkan, total ada 19 peserta dari luar daerah yang mengikuti tes dan seleksi. Dari semua peserta tersebut tidak ada jaminan akan lolos otomatis karena tetap harus melewati jalur ranking dengan seluruh peserta reguler.
Sementara itu, saat media ini mengunjungi Kantor Disdik Balikpapan sebagai upaya konfirmasi, sayang tak satupun pihak Disdik Balikpapan yang dapat ditemui, kemarin. Kepala Disdik Balikpapan Heri Misnoto sedang dinas luar. [] RedFj/KP