BONTANG – Janganlah ditiru ulah 4 pelajar di Bontang ini. Bagaimana tidak, sudah mabuk, malah melempari polisi dengan batu. Peristiwa ini terjadi Sabtu (2/5) sekitar pukul 23.30, saat polisi menertibkan balapan liar di kawasan Gunung Sari, Jalan Jenderal Sudirman.
Saat itu gerombolan ABG labil asyik nongkrong, kemudian melempari mobil patrol polisi milik Polsek Bontang Utara. Akibat lemparan itu, mobil milik polsek penyok dibeberapa bagian. Yang jelas, 4 remaja tanggung yang mabuk itu berhasil diamankan polisi, setelah dibantu warga sekitar. Namun yang pasti, empat remaja yang masih sekolah dan dalam kondisi mabuk berat diamankan polisi yang dibantu oleh warga sekitar.
Mereka yang diamankan adalah HR (13), siswa kelas V SD warga Kelurahan Berebas Tengah, FP (17) siswa kelas II SMK warga Tanjung Laut, AW (16) siswa kelas II SMP warga Berebas Tengah dan SR (16) siswa kelas II SMK warga Berebas Tengah.
“Saat itu kami baru selesai makan. Kemudian kami ke Mapolsek Bontang Utara,” terang Kepala SPK Polsek Bontang Utara Aiptu Lani.
Dalam perjalanan, keduanya bertemu dengan Kabag Ops Kompol Sandi Sultan yang langsung memerintahkan untuk menertibkan balapan liar.
Dengan menggunakan mobil patroli keduanya menertibkan aksi balapan liar. Ketika kondisi sudah dirasa aman, akhirnya keduanya memilih kembali ke Mapolsek Bontang Utara. Saat tiba di simpang Lengkol, tiba-tiba saja mobil mereka dihujani batu oleh sekelompok remaja.
“Tiba-tiba kami dilempari batu dan diolok-olok oleh anak-anak itu. Lalu, saya dan Imran berusaha mengejar tapi tidak dapat,” kata Lani, malam itu.
Warga yang melihat juga geram. Warga pun mengejar pelaku. Dua remaja pun ditangkap dan diamankan ke Mapolsek Bontang Selatan. Hingga pagi hari, dua remaja lagi diamankan. Total empat remaja yang masih sekolah diamankan hingga kemarin.
Saat diamankan, mereka mengaku minum miras. “Kami habis minum alkohol ramai-ramai,” kata HR, remaja yang paling muda.
Soal pelemparan tersebut, remaja lainnya AW mengatakan jika itu semua sudah direncanakan. Mereka ngaku jengkel dengan “ulah” polisi yang kerap membubarkan balapan liar.
“Kami kumpulkan batu di sekitar tempat nongkrong kami. Pas ada mobil polisi lewat, kami lempari batu dan teriaki. Karena mereka (polisi, Red.) turun dari mobil, makanya kami lari,” kata AW.
Meski demikian, karena masih di bawah umur, mereka hanya diberi pembinaan. Orang tua mereka juga dipanggil untuk diberi penjelasan terkait aksi tidak terpuji generasi penerus bangsa itu. [] KP