SAMARINDA – Sudah tujuh hari M Naufal Mardiansyah (12) meninggal dunia. Siswa kelas enam SD 027 Sungai Kunjang itu ditemukan tenggelam di kolam retensi milik salah satu pengembang di Loa Bakung. Sudah tujuh hari pula, pemilik kolam belum angkat bicara.
Dari penelusuran Kaltim Post, kolam yang mengakibatkan Naufal meninggal milik Perumahan Apel Biru Hills. Namun, kantor pengelola Apel Biru Hills tidak diketahui keberadaan pastinya. Informasi yang beredar, alamat pengembang berada di Jalan Juanda 1. Saat media ini melakukan penelusuran di daerah tersebut tidak ditemukan tempat yang maksud. Ditambah lagi, pelang nama yang biasanya digunakan sebagai penanda juga tidak tampak.
Kabid Penataan Kota Disciptakot Samarinda Dian Ruhendra menyatakan, lokasi pengembang sudah berpindah. Tidak hanya itu, namanya perumahan juga berubah. Dari Biru Hills berganti menjadi Apel Hijau. “Belum ada kabar yang lebih jelas lagi terkait pengelolaan perumahan,” katanya.
Hal serupa juga dialami Badan Lingkungan Hidup (BLH) Samarinda. Terakhir kali BLH melakukan komunikasi dengan pengembang saat memverifikasi kolam Maret tahun lalu. Kala itu, manajemen perumahan turut mendampingi BLH. “Setelah itu, tak pernah lagi ada kabarnya. Orang perumahan itu sulit sekali ditemui. Tidak ada kabar lagi dari mereka. Biasanya, kami memang melakukan pengawasan terhadap lingkungan perumahan,” kata Kepala BLH Samarinda Abdul Aziz.
Kejadian yang menimpa Naufal telah dilaporkan kepada BLH pusat. Bahwa, kolam yang menewaskan bocah tersebut bukan kolam bekas galian tambang. Melainkan kolam retensi perumahan. [] KP