TARAKAN– Sesosok mayat laki-laki ditemukan tewas mengenaskan di areal wilayah kerja pertambangan (WKP) milik Pertamina di Jalan Sungai Sesayap Kelurahan Kampung Enam dalam keadaan membengkak. Mayat tersebut diduga tewas akibat tersengat listrik dengan tegangan tinggi.
Penemuan mayat ini pertama kali dilihat oleh satu orang warga, Selasa (19/5/2015) sore, ketika mencari rumput untuk pakan ternaknya. Saat memotong rumput, warga tersebut kaget karena ada sesosok mayat yang tergeletak di semak-semak dan melaporkannya kepada petugas jaga yang ada di pos Pertamina.
Petugas keamanan Pertamina yang mendengar laporan dari warga tersebut, langsung bergegas menuju Polsek Tarakan Timur dan melakukan olah TKP. Saat ditemui Wartawan, Iptu Barokah selaku Wakapolsek Timur membenarkan adanya laporan itu.
Berdasarkan identitas di KTP yang ditemukan polisi, mayat tersebut diketahui berinisial BL (29) warga Kelurahan Sebengkok RT 28 dan berprofesi sebagai buruh harian lepas. Didekat tubuh BL, polisi menemukan satu buah gergaji besi yang terikat dengan kayu panjang, dua buah tang, satu buah hp, satu buah dompet, dan satu kunci motor. Selain itu, polisi juga menemukan kabel listrik yang sudah terpotong.
Dugaan sementara, keberadaan BL di lokasi yang tidak semestinya itu kemungknan karena mau beraksi memotong kabel. Di TKP terlihat kondisi kabel yang putus.
“Dari olah TKP ditemukan gergaji dan kabel yang sudah terpotong, diduga korban tewas tersetrum saat mau mengambil kabel tersebut,” tambah Iptu Barokah.Kini jenazah BL langsung dibawa ke RSUD Tarakan untuk dilakukan visum, sementara istri BL yang mengetahui suaminya meninggal dalam keadaan fisik yang membengkak dan berbau tersebut tak kuasa menahan rasa sedihnya. Diduga korban sudah tewas selama 2 hari.
Ansar selaku ketua RT 21 membenarkan bahwa BL adalah warganya. “Iya BL adalah warga kami, namun di kartu identitasnya masih tertera sebagai warga RT 28 karena dia tinggal di rumah kontrakan,” ucapnya.
BL pamit untuk pergi bekerja kepada sang istri pada hari Senin pagi. Setelah itu BL tidak pernah pulang dan sulit untuk dihubungi. Bahkan sang istri berusaha menghubungi lewat telpon sebanyak 56 panggilan. Rencananya jenazah BL akan dimakamkan besok sambil menunggu kedatangan orang tua BL dari Pulau Jawa. [] BK