PALANGKA RAYA – Nyawa Sugian Noor (25), warga jalan Rindang Banua, Palangka Raya melayang. Pria yang juga berprofesi sebagai sopir truk itu tewas dengan satu mata luka sedalam 25 centimeter saat berada di rumah sakit PKU Muhammadiyah. Dia dianiaya empat orang, satu wanita dan tiga pria, saat berada di barak Jalan Menteng XII, Jumat (15/5).
Informasi dihimpun Wartawan Palangka, sebelum kejadian korban berada di barak sambil bersantai. Pelaku tiba-tiba datang menggunakan dua sepeda motor. Salah seorang pelaku mengetuk pintu dan masuk ke dalam. Tak lama, tiga pria yang sudah dikenal korban masuk dan mendekapnya.
Korban tak bisa melawan dan hingga akhirnya salah seorang pelaku menusuk korban satu kali di bagian ulu hati. Setelah itu korban ditinggal dan pelaku langsung kabur. Korban yang saat itu masih hidup, keluar barak dan minta tolong tetangganya. Dia meminta diantar ke rumah sakit. Tetangganya kemudian mengantarnya ke Rumah Sakit Muhammadiyah menggunakan motor.
Tim medis berusaha menyelamatkan nyawa Sugian, namun karena lukanya cukup dalam dan banyak keluar darah, korban meninggal dunia. Berdasarkan keterangan saksi, korban sempat menyebut pelakunya wanita berinisial DA dan pria berinisial YD dengan ciri terdapat tato di tangan. Alamatnya di Kereng Bangkirai. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Palangka Raya.
”Pelaku diketahui dan korban sempat mengatakan mencarikan pelaku yang menusuk. Tusukan tepat di hulu hati dan sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal. Almarhum punya satu anak,” kata tante korban HJ Masriah.
Menurutnya, pelaku menusuk korban satu kali di bagian ulu hati dengan kedalaman 25 cm, hingga korban meninggal dunia. Jenazah disemayamkan di Masjid Al Karamah Gang Rindang Banua. Sebelum peristiwa terjadi, almarhum sempat Salat Jumat di masjid tersebut.
”Korban dimakamkan di samping ibunya di tempat pemakaman umum (TPU) Bangaris. Intinya, pelaku dan korban saling kenal,” katanya sambil mengusap air mata.
Sementara itu, istri korban, Puji, mengatakan, saat kejadian dia tidak bersama almarhum. Dia tidak mengetahui persis kronologis peristiwa tersebut. Dia meminta aparat menangkap pelaku pembunuhan suaminya.
”Tolong, kepada polisi bisa secepatnya menangkap pelaku karena identitas dan ciri empat orang itu juga sudah diketahui. Saya tidak terima. Dia adalah tulang punggung keluarga,” kata Puji sambil mengendong anaknya.
Sepengetahuannya, suaminya tidak memiliki musuh. Menurutnya, Sugian Noor merupakan pria bertangung jawab dan sangat perhatian kepada dirinya dan anaknya. ”Intinya, saya berharap polisi bisa meringkus pelaku,” katanya sambil menangis.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Palangka Raya AKP Ritman Todoan Agung Gultom mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dan masih menyelidiki kasus itu. ”Masih lidik dan sudah dilaporkan,” kata mantan Kasiaga I SPKT Polda Kalteng ini.
Pantauan Radar Palangka, jenazah dimandikan di masjid diiringi isak tangis keluarga dan istri almarhum. Puluhan warga sekitar ikut menyalatkan tubuh Sugian. Tidak terlihat aparat melakukan pengawalan. Di lokasi kejadian, barak yang ditempati korban terlihat sepi dan tertutup. Namun warga sekitar membenarkan adanya keributan dan penusukan hingga berujung korban tewas di barak tersebut. [] RS