BALIKPAPAN – Evakuasi LCT Danial 8019 bermuatan 37.630 tabung LPG 3 kg masuk tahap akhir. Kondisi kapal yang terbalik sejak 8 Mei lalu ketika menuju Tarakan itu, kini dalam keadaan semula. Kapal juga masuk tahap pembersihan dan siap perbaikan.
Teknik yang digunakan tim Transportir Pertamina yakni PT Patra Trading dalam membalikkan kapal menggunakan metode Archimedes. Metodenya, memasukkan enam balon khusus ke bawah kapal dan dilakukan pemompaan untuk mengangkat dan membalikkan badan kapal ke permukaan.
Secara bersamaan, dilakukan penyedotan debit air yang terjebak dalam kompartemen dan kamar mesin kapal. Dalam evakuasi itu, total biaya dikeluarkan PT Patra Trading mencapai Rp 10 juta per hari.
“Pukul 10.20 Wita (kemarin) kapal bisa kembali dalam keadaan semula. Besok (hari ini) rencananya ada dua tugboat mendorong LCT ke pinggir dermaga,” tutur Agus Susyanto, manajer operation support PT Patra Trading, anak perusahaan PT Pertamina Persero saat konferensi pers di Pondok Kelapa (28/5).
Sedikitnya 16.265 tabung melon dievakuasi. Pihak Pertamina masih berupaya melakukan evakuasi tabung secara maksimal. “Harapannya, Sabtu dan Minggu tabung tersisa selesai dievakuasi,” tambahnya.
Disinggung ketentuan prosedur pengangkutan, Agus menegaskan jika saat akan berlayar menuju Tarakan, metode sesuai aturan. Sebelum berlayar juga telah dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh Syahbandar Balikpapan. “Jumlah muatan tidak melampaui kapasitas. LCT Danial 8019 ini mampu mengangkut 40 ribu tabung. Jadi, tidak menyalahi,” jelasnya.
Sementara itu, External Relation PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan Andar Titi Lestari menambahkan, kerugian dapat diatasi dengan asuransi pihak transportir sudah disiapkan. Sebelum didistribusikan ke masyarakat, tabung yang telah dievakuasi dilakukan penanganan khusus dengan seleksi. Kemudian, dilakukan proses pembersihan, pengecekan kebocoran, dan penimbangan. “Tidak langsung dijual. Kami akan menjamin kualitas tabung. Ini sudah menjadi komitmen kami,” tegasnya.
Sementara untuk pasokan LPG 3 kg di Tarakan, saat ini masih tersedia 19.462 tabung. Jumlah tersebut siap didistribusikan ke Tarakan dan perbatasan. “Estimasi jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan lima hari ke depan. Tapi sebelum itu habis, akan datang stok lagi. Secara kontinu,” jelasnya.
Jumat (29/5) pagi, tepat 20 hari evakuasi LCT Danial. Tim penyelam berhasil menemukan jasad kapten Kamarlan di tangga kapal. Kurang lebih tiga jam, tim penyelam dapat mengevakuasi mayat tersebut untuk kemudian dilarikan ke rumah sakit. Rencananya, korban diserahkan kepada keluarga setelah selesai autopsi.
“Santunan kepada keluarga korban akan diberikan pihak pemilik kapal namun belum dapat disampaikan berapa jumlahnya,” ujar Andar. “Kami dari Pertamina menyampaikan duka sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan berharap ke depan pihak transportir lebih meningkatkan kewaspadaan agar musibah seperti ini tidak terulang,” tambahnya.
Adapun evakuasi melibatkan pengelola areal bongkar muat, muspika (camat), Basarnas, KSOP, Polair, BPBD, relawan nelayan dan tim PT Patra Trading.
MEMBUSUK
Setelah 20 hari kabar tentang keberadaan kapten kapal LCT Daniel 8019 yang terbalik di pangkalan PT Dian Yusva perairan Somber, terjawab sudah. Jumat (29/5) pagi sekira pukul 06.00 Wita sang nakhoda Kamarlan Siahaan (62) warga Jalan Siaga, Kelurahan Damai, Balikpapan Kota ditemukan tewas di tangga menuju kamar mesin kapal.
“Memang kemarin-kemarin itu bagian pintu menuju kamar mesin belum bisa dimasuki karena masih tenggelam, tadi pagi bagian pintu kamar mesin terangkat ke permukaan dan bisa dimasuki,” ungkap Kasat Polair Polres Balikpapan AKP Kasianto .
Saat ditemukan korban berada di tangga dan terjepit pintu dengan posisi tertelungkup. Setelah berusaha sekira satu jam, akhirnya korban dapat dievakuasi ke darat.
“Kondisinya saat itu berlumpur dan hitam-hitam, langsung kami larikan ke RSKD,” terangnya.
Kasianto mengaku, keluarga korban sempat protes karena lambatnya evakuasi korban, terlebih lagi adanya rumor bahwa korban masih hidup dan melarikan diri. “Saya bilang itu hanya rumor yang beredar saja, kami juga sudah sekuat tenaga berusaha mencari korban selama 20 hari ini, karena kemarin posisi kapal seperti itu jadi menyulitkan kami untuk melakukan pencarian, setelah berhasil dibalik akhirnya ketemu,” pungkasnya.
Usai ditemukan seluruh tim SAR meninggalkan lokasi terbaliknya kapal. Selama ini tim SAR secara bergantian masih bertahan dikarenakan belum ditemukannya korban saat itu.
Sementara itu sesampainya di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo, jenazah korban yang sudah mulai membusuk dan mengeluarkan bau yang kurang sedap langsung dimasukkan ke dalam lemari pendingin karena masih menunggu proses administrasi dari kepolisian dalam hal ini Polsek Balikpapan Barat, apakah jenazah akan diautopsi atau hanya dilakukan visum luar.
“Kebetulan saat jenazah LCT tiba, pihak mortuary lagi ada proses autopsi korban pembunuhan jadi jasad kami taruh terlebih dahulu di lemari pendingin, sekaligus menunggu proses dari pihak kepolisian dan pihak keluarga,” ungkap salah satu petugas yang namanya enggan disebutkan. Setelah proses autopsi korban pembunuhan selesai akhirnya jenazah korban kapal LCT terbalik ini dilakukan visum luar saja mengingat kondisi jenazah yang sudah hancur di beberapa bagian seperti kepala, kaki, dan tangan akibat terlalu lama tenggelam di dalam air.
“Setelah dibersihkan dan dimandikan, jenazah korban langsung dimasukkan ke dalam peti yang disediakan dan dibawa ke rumah duka yang berada di Jalan Siaga, Kelurahan Damai, Balikpapan Kota,” beber petugas mortuary.
Sedangkan keluarga korban yang terus berdatangan ke Mortuary RSKD terus memberi penghiburan kepada pihak keluarga, khususnya kepada istri korban yang bernama Timan Boru Tampubolon yang terlihat sangat sedih dengan kepergian sang suami yang begitu cepat.
“Sementara jenazah setelah ini akan kami langsung bawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebelum dimakamkan,” pungkas Agus dari pihak Yayasan Kasimo yang mengurus segala keperluan jenazah. [] Irwanto Sianturi