BARITO KUALA – Seorang waria pemilik salon Yosi, bernama Yusi (50) dibantai karena dituduh tak mau bayar uang kencan seperti yang dijanjikan. Tersangka pembunuhnya adalah Ahmad Lutfi (18), warga Jalan Batu Tangga, Birayang, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Ahmad Lutfi mengakui perbuatannya di hadapan para penyidik Polres Barito Kuala (Batola) yang berhasil meringkusnya setelah kabur selama beberapa pekan. Ia ditangkap pada Senin (1/6) sekitar pukul 04.00 Wita dan sejumlah barang dari dia, yakni satu kalung emas, dua cincin, dan motor Yamaha Xeon disita polisi untuk jadi barang bukti.
Kepada polisi, remaja yang sehari-harinya bekerja serabutan ini mengaku membunuh pasangan sejenisnya karena merasa dibohongi. Padahal rencananya setelah menemani dan berhubungan akan diberi uang, seperti yang sudah dijanjikan korban.
“Setelah saya tagih-tagih sampai pagi hari, dia (Yusi) tak kunjung memberi duit Rp 200 ribu yang sudah dijanjikan,” katanya.
Padahal uang tersebut sangat diperlukannya untuk pulang kampung menemui salah satu keluarganya yang akan melangsungkan pernikahan. “Karena didustai, Yusi kemudian saya tusuk pakai pisau dapur di bagian dada sebelah kiri satu kali,” ujarnya.
Lutfi usai menghabisi membawa barang berharga dan sepeda motor milik korban untuk bersembunyi di rumah kakak iparnya di Rantau. Sedangkan pisau yang digunakan untuk menghabisi korban dibuang di tengah perjalanan.
Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal( Reskrim) Polres Batola AKP Budi Prasetyo mengatakan motif dari pembunuhan yang dilakukan Lutfi karena sakit hati kepada korban karena sudah dibohongi dan tidak dikasih uang. “Tersangka kami jerat dengan pasal 338 jo 365 dengan ancaman 15 tahun penjara,” tegasnya.
Pada Rabu sore (5/4) lalu, warga di Desa Tabunganen Kecil, Kecamatan Tabunganen, Batola, dibuat geger dengan penemuan mayat waria bernama Yusi di rumah sewaannya. Penemuan jasad waria pemilik salon dari pasar ke pasar ini berawal dari kecurigaan salah satu tetangga yang tidak melihat korban di pasar setempat. Padahal biasanya ia selalu ada di pasar setiap sore hari.
Tetangga ini lalu melihat rumahnya. Ia curiga karena ada bercak darah dan pintu rumah tidak terkunci. Segera ia melapor ke ketua RT dan diteruskan ke Polsek Tabunganen. Polisi dan warga kemudian masuk kerumah korban dan setelah dicari, Yosi ditemukan sudah dalam keadaan membusuk di dalam kamarnya dengan ada bekas luka di bagian dada sebelah kiri.
Saat ditemukan, polisi sudah menduga bahwa Yosi tewas karena dibunuh. Kondisi mayatnya belum membusuk dan berdasarkan visum di rumah sakit, korban diperkirakan tewas pada hari Selasa (5/5). [] KKP