KANTOR Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mendapatkan perlakuan tak enak dari warga. Pada Senin (8/6) dan Selasa (9/6), kantor PLN di Sintang dan Sekadau diprotes dan diserbu masyarakat yang merasa muak dengan seringnya mati layanan listrik di daerah itu.
Di Desa Tanjung Ria, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Senin sekitar pukul 18.30 Wita, kantor PLN yang berlokasi di Jalan Aji Melayu dikepung ratusan warga. Mereka merasa kesal karena pihak PLN sering melakukan pemadaman listrik yang sudah berlangsung sejak lama.
Kekesalan warga semakin memuncak setelah tidak berhasil menemui satu orang pun petugas PLN di lokasi. Warga akhirnya melampiaskan kekesalan mereka dengan merusak kantor dan dua unit perumahan petugas PLN. Warga melakukan perusakan dengan menggunakan kayu dan batu dari sekitar lokasi. Warga memecahkan beberapa kaca jendela bangunan kantor dan perumahan petugas PLN.
Kemarahan warga sempat terhenti saat listrik sempat menyala. Tidak lama, hanya sekitar satu menit listrik kembali padam. Emosi warga kembali tersulut. Sejumlah warga yang emosi bahkan juga hampir merusak satu unit mobil operasional milik PLN yang terparkir tidak jauh dari salah bangunan yang telah dirusak warga sebelumnya.
Kejadian tersebut tidak sempat berlangsung karena aksi tersebut dicegah oleh warga yang lain. Aksi amuk warga Sepauk petang itu berlangsung sekitar setengah jam. Warga kemudian bergerak menuju Mapolsek Sepauk untuk melaporkan aksi yang telah mereka lakukan sendiri.
Setelah melapor ke Mapolsek Sepauk, warga kembali lagi ke kantor PLN SUb Ranting Sepauk. Jumlah massa semakin semakin bertambah banyak, setelah bergabungnya warga lain dari Desa Sungai Raya, Nanga Sepauk, dan Desa Tanjung Hulu. Kapolsek Sepauk, Iptu Sugiyanto beserta sejumlah anggotanya tiba di lokasi kejadian untuk melakukan pengaman.
Usman warga RT 3 Dusun Lengkung Manah, Desa Tanjung Ria, yang juga turut dalam aksi massa tersebut mengungkapkan kekesalannya atas layanan buruk PLN di Sepauk. “Siapa yang tidak kesal kalau setiap hari mati lampu, tanpa pemberitahuan lagi. Sudah lama kami sabar menghadapinya, tapi kalau terus-terusan seperti ini, habislah kesabaran kami. Jangan dikira selama ini warga Sepauk diam karena takut,” geram Usman.
Dia juga menambahkan, inilah buktinya kalau warga Sepauk sudah marah. Kami bisa saja lebih sadis dari demo warga Sintang ke kantor PLN Sintang beberapa waktu lalu. Warga berharap untuk segera dilakukan perbaikan layanan PLN Sepauk. Jangan sampai di bulan puasa listrik sering padam dan mengganggu ibadah puasa warga Sepauk.
Sementara di Sekadau, tepatnya di kantor PLN Rayon Sekadau, Selasa sore, kedatangan ratusan warga dari empat desa sekaligus, yakni dari Desa Seberang Kapuas, Semabi, Landau Kodah dan Desa Timpuk. Empat desa yang berada pada wilayah ujung jaringan listrik PLN Sekadau ini merupakan wilayah yang paling sering menjadi korban byar-pet.
“Kita merasa diperlakukan sebagai anak tiri akibat seringnya pemadaman listrik. Pemadaman di wilayah mereka sudah tak dapat ditolerir. Daerah kami hanya berjarak ratusan meter saja dari kota Sekadau, hanya dipisahkan sungai Kapuas. Kalau listrik di tempat kami padam, sementara di Sekadau menyala, kami merasa iri. Rasa-rasanya kami ini bukan orang Sekadau,” ucap Safarani HM, salah satu perwakilan warga dengan nada kesal.
Hampir saban hari terjadi pemadaman listrik di kawasan ini, baik disengaja untuk keperluan perbaikan jaringan maupun secara tak sengaja yang sebabnya bermacam ragam. Bahkan, intensitas pemadaman listrik di wilayah empat desa ini dapat dikatakan menyedihkan mengingat dalam satu hari terjadi lebih dari satu kali pemadaman.
Saking seringnya, warga bahkan mencatat setiap pemadaman listrik. Merasa tidak puas dengan pelayanan penerangan listrik, perwakilan masyarakat dari Desa Seberang Kapuas, Semabi, Timpuk dan Landau Kodah mendatangi kantor PLN Sekadau.
Kedatangan warga bermaksud untuk mempertanyakan apa yang menjadi penyebab seringnya pemadaman listrik di wilayah mereka. “Jika intensitas pemadaman masih dalam batas kewajaran, masyarakat masih dapat memakluminya,” katanya.
Karena, bagaimanapun yang namanya jaringan listrik bisa saja mengalami gangguan. Namun, jika pemadaman seperti sudah terjadwal, masyarakat tak dapat menerima. Kalau sekali-sekali, kami pasti maklum. “Kami juga tidak menutup mata, kami pun siap membantu PLN merawat jaringan listrik,” kata dia lagi.
Tapi kalau setiap hari padam, apalagi dalam satu hari bisa berkali-kali, siapa yang bisa terus-terusan sabar. Ini saja massa kami tahan supaya tidak ramai-ramai datang kesini, kata Safar. Dia melanjutkan, belum lagi soal peralatan elektronik warga yang rusak akibat listrik sering padam, kesulitan warga yang harus menghabiskan malam ditengah cahaya pelita, dan cerita-cerita miris lainnya yang menjadi akibat dari pemadaman listrik. “Apalagi saat ini menjelang bulan Ramadan, dan dengan segala kekecewaan, warga mendesak manajemen PLN Sekadau untuk membenahi apapun faktor penyebab buruknya pelayanan distribusi daya listrik. Kami harapkan sebelum puasa minimal sudah membaik dari saat ini,” desak Kepala Dusun Seberang Kapuas, Riduansyah.
Sementara itu, supervisor pelayanan pelanggan PLN Sekadau, Suparyono yang menerima kedatangan perwakilan masyarakat empat desa menyatakan rendahnya kualitas pelayanan listrik diakibatkan banyak factor. Salah satu yang dominan adalah kendala gangguan jaringan. “BBM kita standby, mesin tidak ada masalah. Hanya saja, ini kan yang bekerja mesin, jadi kita tidak bisa tebak kapan akan gangguan. Lagipula jaringan kita jaringan udara yang sangat sensitif, disentuh sedikit saja bisa short (arus pendek). Jadi bukannya PLN sengaja memadamkan listrik. Ini perlu bapak-bapak maklumi juga,” terang Suparyono.
Soal keluhan warga tentang listrik yang sebentar menyala sebentar padam, Suparyono menyatakan umumnya itu diakibatkan petugas yang sedang melacak lokasi gangguan jaringan. “Kita tegaskan dalam waktu dekat seluruh petugas PLN di sub rayon akan dikumpulkan untuk mengatasi persoalan ini. Kami tidak berjanji, tapi kami usahakan sebelum puasa sudah membaik,” ucapnya.
Dalam pertemuan itu warga sempat mengusulkan agar PLN memasang jalur alternatif Sekadau-Seberang Kapuas karena jaraknya jauh lebih dekat. Usulan ini pun dijanjikan akan dibahas bersama PLN wilayah Pontianak. Sementara berita ini diturunkan, pemadaman kembali terjai sejak pukul 18.00 wib. [] ANT