KUTAI KARTANEGARA – Entah karena banyak pekerjaan yang lebih menggiurkan ketimbang berkubang dengan lumpur di sawah atau disebabkan hal lain, yang jelas para pemuda di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) pada umumnya tak tertarik bekerja di dunia pertanian, seperti bercocok tanam padi di sawah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kukar, Muhammad Taufik, di Tenggarong, Selasa (30/6). Atas alasan tersebut, program percetakan sawah di Kukar yang masuk program nasional, telah dihentikan sejak 2013 lalu.
Hal ini dikarenakan warga Kukar, terutama kaum mudanya tidak menyukai dunia pertanian, mereka lebih menyukai pekerjaan di sektor pertambangan. Sehingga jika hal itu terus dipaksakan, maka lahan sawah yang sudah jadi, pasti tidak digarap.
Dikatakan Muhammad Taufik, dihentikannya cetak sawah baru tersebut sudah terjadi pada tahun 2013. Menurutnya dia alasan penghentianya mengingat masyarakat lebih memilih mengeluti profesi lainnya ketimbang harus bergelut dengan lumpur di sawah.
“Kami pun sudah menawarkan beasiswa sekolah pertanian di Subang Jawa Barat, kepada para lulusan SMA dan sederajat, tapi tidak ada satu di antara mereka yang mau mengikuti program sekolah gratis ini,” katanya.
Program yang seyogyanya dapat mengatasi ancaman pangan tersebut, saat ini disiasati dengan membuka lahan agrobis sekaligus wahana rekreasi. Meski demikian kebutuhan beras untuk wilayah Kukar saat ini masih terpenuhi dengan jumlah penduduk di atas 600 ribu jiwa.
“Untuk Kukar masih aman, malah beras dari kami disuplai ke beberapa wilayah di Kaltim, seperti Kubar, Samarinda dan Bontang,”pungkasnya.
Pada tahun 2014, Kukar ditunjukkan dengan ketersediaan beras sebagai pangan utama mencapai 113,10 ton, sedangkan keperluan beras untuk konsumsi sebesar 76,85 ton. Dengan demikian Kukar mengalami surplus beras sebesar 36,25 ton atau 47,17 persen.
Sedangkan dalam peningkatan keanekaragaman konsumsi pangan ditunjukkan dengan skor Pola Konsumsi Pangan Harapan sebesar 90,6. Menurutnya angka tersebut meningkat dari tahun 2013 sebesar 89,8, bahkan sudah melebihi target Standar Pelayanan Minimum (SPM) Ketahanan Pangan Kukar tahun 2015 sebesar 90. [] KK