BANJARMASIN – Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya bagi keluarga tak mampu di daerah itu. Apa sebab? Pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, mengumumkan, instalasi air bersih di rumah keluarga miskin dikenakan tanpa biaya alias gratis.
PDAM Bandarmasih sendiri menyiapkan 1000 sambungan baru secara gratis bagi warga kurang mampu melalui program hibah air minum masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hal itu diungkapkan Direktur PDAM Bandarmasih, Muslih, di Banjarmasin, Senin (13/7).
Dikatakan Muslih, program 1000 sambungan baru gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui dana hibah APBN sebesar Rp3 miliar. Tahap pertama pembangunan jaringan tersebut dilaksanakan di Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara. Di daerah tersebut, PDAM mengalokasilan pemasangan 40 persen atau 344 kepala keluarga dari total sambungan baru murah.
Menurut Muslih, normalnya biaya pembangunan jaringan baru PDAM adalah Rp800 ribu per kepala keluarga, namun kini masyarakat cukup membayar Rp250 ribu, untuk biaya penyaluran air PDAM selama dua bulan. “Hanya dengan membayar Rp250 ribu, warga kurang mampu sudah mendapatkan sambungan baru dan gratis air PDAM selama dua bulan,” katanya.
Hanya saja, tambah dia, karena ini merupakan program pemerintah pusat sehingga pemasangan sambungan baru bagi warga yang telah mendaftar agak terlambat, karena harus dilakukan survei oleh konsultan, setelah disetujui baru PDAM melakukan pemasangan. “Jadi saya harap, masyarakat yang ingin mendapatkan sambungan PDAM murah, harus lebih bersabar, karena memang prosedur yang harus dilalalui cukup panjang,” katanya.
Adapun yang menjadi salah satu kriteria masyarakat yang berhak mendapatkan sambungan PDAM murah, antara lain, rekening listrik tidak boleh lebih dari 900 watt. Program bantuan pemasangan baru PDAM bagi warga berpenghasilan rendah tersebut, telah dilaksanakan sejak tahun 2010, yang awalnya merupakan bantuan dari Australia.
Pada 2010, kata Muslih, pemerintah memberikan bantuan sambungan baru sebanyak 5000 sambungan, dan pada 2013 sebanyak 7500 sambungan, sehingga total sambungan bantuan pemerintah kini telah mencapai sekitar 12.500 sambungan.
Pada 2015 ini, tambah dia, masyarakat kembali mendapatkan program sambungan murah, namun bukan lagi bantuan dari Australia, tetapi dari hibah dana APBN 2015. “Kalau dana hibah APBN ini lebih banyak nilainya, yaitu Rp3 juta persambungan per KK, dibanding dengan dana Australia, yang hanya Rp2 juta per sambungan per KK,” katanya.
Sehingga, tambah dia, untuk per seribu sambungan, total bantuan dari APBN sebesar Rp3 miliar, sedangkan bantuan Australia hanya Rp2 miliar. [] ANT