KETAPANG – Berkali-kali sukses merampok di negeri jiran, komplotan ini gagal di negeri sendiri. Polres Ketapang berhasil meringkus komplotan tersebut setelah sebelumnya beraksi di Sungai Gantang Desa Mekar Utama Kecamatan Kendawangan pada 7 Agustus lalu.
Semula, M Taufik dan Tukiman ditangkap anggota Buser Reskrim Polres Ketapang di salah satu warung makan di Desa Payak Kumang, pada Rabu (12/8) sekitar pukul 22.00 WIB. Polisi juga menangkap Yogi Arisman yang merupakan joki sekaligus penada hasil rampokan.
Kapolres Ketapang, AKBP Hady Poerwanto mengatakan, komplotan perampok ini merupakan menjadi incaran pihak kepolisian. “Mereka ditangkap pada saat makan di warung di tepi Jalan Gatot Subroto, Rabu (12/8) malam,” kata Hady.
Sementara Yogi (27), ditangkap polisi selang sejam kemudian di dekat Terminal Payak Kumang. M Taufik (40) dan Tukiman (42), merupakan eksekutor pada perampokan toko klontong di Kendawangan dengan bersenjata api jenis soft gun. Korban mengalami luka di bagian kepala karena hantaman gagang senjata api oleh salah satu pelaku.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku, komplotan perampok ini sengaja diundang ke Ketapang untuk merampok oleh seseorang yang saat ini sedang buron. Kedua perampok ini berasal dari Riau. “Mereka ini didatangkan dari luar Kalbar. Bahkan bisa dikatakan sebagai perampok lintas pulau. Yang mendatangkan itu orang Ketapang,” jelas Hady.
Ketika ditangkap, tersangka sempat melarikan diri. Polisi pun sempat mengeluarkan tembakan peringatan, namun tidak dihiraukan. Akhirnya polisi terpaksa melumpuhkan kaki kedua pelaku dengan timah panas. Saat ini, komplotan rampok bersenjata ini tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Mapolres Ketapang.
Hady menambahkan, dari kedua tersangka, Taufik dan Tukiman, polisi mendapati dua pasport atas nama Mohamad Taufik dan Tukiman. “Mereka ini berencana akan merampok toko mas dan bank. Setelah merampok, mareka akan menghilangkan jejak dengan cara terbang langsung ke luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu tersangka, Tukiman, mengaku baru pertama kali datang ke Ketapang. Kedatangannya juga diundang oleh seseorang untuk melakukan perampokan. “Saya bukan orang Ketapang. Saya datang kesini diundang untuk merampok. Yang mengundang saya orang Ketapang,” katanya di Mapolres Ketapang.
Ia menambahkan, ia datang ke Ketapang dengan tangan kosong. Untuk peralatan yang dibutuhkan dalam melancarkan aksinya, termasuk pistol jenis soft gun, disiapkan oleh orang yang mengundang tersebut. “Pistol itu milik H. Semuanya disiapkan di sini. Mobil, sepeda motor sudah disiapkan. Setelah tau di mana tempatnya tinggal melaksanakan saja,” jelasnya.
Pada saat beraksi di Kendawangan, ia mengaku yang memegang pistol. Namun, ia hanya menodongkan dan tidak menembakkannya. Sementara luka di kepala korban disebabkan oleh gagang pistol. “Sekarang pistolnya dipegang sama H lagi. Setelah merampok, langsung jual emasnya, hasilnya dibagi-bagi. Saya dapat Rp1.300.000. Semuanya ada empat orang,” paparnya.
Bahkan, Tukiman mengaku, kalau ia dan Taufik memang sudah sering melakukan perampokan. Tapi bukan di Indonesia, melainkan di Malaysia. “Kalau di Indonesia baru kali ini. Sebelumnya merampok di Sabah, Malaysia. Seingat saya empat kali merampok di Sabah. Sasarannya toko emas dan bank,” ungkapnya.
Usai melancarkan aksinya di Malaysia, mereka kemudian kembali lagi ke Indonesia. Selang beberapa lama kemudian dan dikira sudah aman, mereka kembali ke Malaysia dan kembali merampok. “Di Malaysia belum pernah ketangkap. Baru kali ini ditangkap. Hasilnya buat kuliah anak di Riau dan di Bandung. Saya kapok,” keluhnya.
Saat ini polisi masih mengejar satu orang lagi yang menjadi otak perampokan ini. Nama dan identitasnya sudah dikantongi oleh pihak kepolisian. Akibat perbuatannya, pelaku diancam pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal hingga 12 tahun penjara. [] ANT