PENAJAM PASER UTARA – Kekeringan yang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), selama beberapa bulan terakhir menyebabkan binasanya tanaman padi sawah di daerah itu. Akibatnya, sebanyak 1.700 hektare padi siap panen dipastikan terkena fuso atau gagal panen.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Petani PPU, Surito Widarie, saat dihubungi di Penajam, Selasa (1/9), mengatakan, sekitar 1.700 hektare sawah yang tersebar di wilayah Penajam Paser Utara tersebut dilanda kekeringan sehingga tanaman padi terkena fuso yang mengakibatkan petani mengalami gagal panen.
Selain 1.700 hektare padi terkena fuso kata Surito Widarie, juga masih ada 1.400 hektare lahan pertanian produktif yang mengalami kekeringan dan teracam gagal panen karena musim kemarau yang berkepanjangan melanda kawasan itu.
“Hingga akhir Agustus 2015, terdata sawah seluas 1.700 padi mengalami fuso dan sebanyak 1.400 hektare sawah lainnya mengalami kekeringan,” ungkap Surito Widarie.
Ribuan hektare lahan persawahan yang mengalami fuso dan kekeringan tersebut lanjut Surito Widarie, umumnya berada di Kecamatan Babulu, dimana dari luas lahan sawah yang telah ditanami tersebut mengalami retak-retak akibat kekurangan air.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tambah Surito Widarie, akan melakukan penyedotan air Sungai Long Kali, Kabupaten Paser, untuk mengairi 1.400 hektare sawah yang saat ini masih dalam kondisi kekeringan dan terancam mengalami fuso sebagai upaya mengantisipasi semakin meluasnya gagal panen.
“Sebagai upaya antisipasi agar fuso tidak meluas, pemerintah akan menyedot Sungai Long Kali. Kepada para petani yang berada jauh dari sumber air dimbau tidak memaksakan untuk menanam padi,” ujar Surito Widarie.
Kemarau panjang yang diprediksi akan terus berlangsung hingga November 2015 kata Surito Widarie, berpotensi meningkatkan resiko gagal panen semakin meluas dan seluruh lahan pertanian poduktif di Kabupaten Penajam Paser Utara terancam kekeringan. [] ANT