BARITO UTARA – Sungai Barito di wilayah Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara, Kalimantan Tengah terus surut dalam dua bulan terakhir sehingga warga di sejumlah desa membuat “Jalan Tol” atau jalur bantu bagi perahu untuk melintasi sungai yang surut.
“Jalan tol atau jalur bantu ini sangat membantu penggunaan transportasi sungai, baik angkutan penumpang perahu cepat (speedboat) maupun perahu bermotor (kelotok) lainnya,” kata seorang warga Muara Teweh, Agus Sidik, Sabtu (5/9).
Menurut dia jalur yang dibuat warga itu biasanya diberi tanda berupa bambu atau kayu kecil di tengah sungai yang dangka. Kayu itu dipasangkan di kiri dan kanan jalur yang dalam sehingga pengguna transportasi bisa melewati bagian tengah kayu tersebut.
Biasanya di sekitar tempat yang dipasang kayu sebagai tanda aman untuk dilintasi itu sejumlah warga baik remaja maupun anak-anak berdiri di tengah sungai sambil menunggu kelotok yang lewat untuk memandu ke jalur yang aman.
“Bagi transportasi yang melintasi jalur itu biasanya memberi uang secara sukarela berkisar Rp2.000 sampai Rp5.000 bahkan bisa lebih,” katanya.
Memang tidak semua desa yang warganya membuat jalur bantu itu tergantung lokasi yang dilewati dangkal atau aman untuk dilewati tanpa ada tanda yang dibuat warga tersebut.
Kepala UPTD Lalu lintas Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan (LLASDP) pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Barito Utara Nurdin mengatakan, surutnya Sungai Barito “memaksa” warga membuat jalur bantu bagi pengguna transportasi sungai.
Kawasan yang menjadi lokasi pembuatan jalan tol sungai itu di antaranya kawasan Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah dan sejumlah desa di Kecamatan Lahei Barat.
“Memang setiap angkutan transportasi sungai melintasi jalur tol merasa terbantu karena salah melintasi bisa kandas di tengah sungai yang dangkal sehingga wajar mereka memberi sejumlah uang sukarela namun warga tidak memasang tarif,” jelas dia.
Transportasi sungai yang sering memanfaatkan jasa warga itu setiap hari yaitu angkutan speedboat tujuan Muara Teweh-Buntok Kabupaten Barito Selatan dan Muara Teweh-Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya.
Saat ini Sungai yang wilayah hulunya berada di pedalaman Kabupaten Murung Raya, Kalteng dan bermuara di Kalimantan Selatan ini hanya bisa dijangkau angkutan kapal kecil ukuran sekitar di bawah 25 ton.
“Meski sungai surut dan saat ini ada kabut asap, namun tranportasi sungai masih normal khususnya untuk angktan kapal kecil,” kata Nurdin. [] ANT