Malaysia dan Singapura Diserang Asap Pekat

asap malaysia

KEBAKARAN hutan yang melanda Indonesia akibat bencana kekeringan belakangan ini bukan saja mengakibatkan sejumlah daerah di Indonesia diserbu asap pekat, tetapi juga daerah lain di negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia mengalami hal serupa.

Badan Lingkungan Nasional (National Environment Agency) Singapura menyatakan kualitas udara di negeri itu hingga 24 jam ke depan masih akan berada pada kisaran tak sehat. Buruknya udara di Negeri Singa diakibatkan ‘kiriman’ asap kebakaran hutan dari Sumatera, Indonesia.

NEA, seperti dikutip dari The Straits Times, Minggu (13/9), mengimbau warga di Singapura untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan kegiatan fisik untuk mencegah mereka terkena penyakit akibat paparan asap.

Dampak asap terhadap kesehatan seseorang amat tergantung pada kondisi tiap individu, tingkat indeks standar polutan (Pollutant Standards Index), dan seberapa lama serta intens aktivitas luar ruangan mereka.

NEA juga meminta warga yang dalam kondisi kesehatan tak baik, orang lanjut usia dan anak-anak, serta mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung serta paru-paru kronis, untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Seorang warga di Singapura, Rosaini Dian, menyatakan kondisi udara amat buruk. Bau asap bahkan tercium di dalam rumah meski pintu dan jendela telah ditutup.

“Ini sungguh mengerikan. Udara memang tak bagus sepekan terakhir ini, tapi dua hari belakangan lebih parah lagi. Dampak asap terasa ke mata dan kulit. Saya memilih tak keluar rumah,” kata Rosaini kepada CNN Indonesia.

Ia berharap pemerintah Indonesia dan Singapura dapat bekerjasama untuk segera mengatasi persoalan asap akibat kebakaran hutan Sumatera itu.

Singapura telah menawarkan bantuan kepada RI untuk memadamkan kebakaran hutan di Sumatera. Ada 665 titik panas yang terdeteksi di pulau itu pada Jumat kemarin, dengan sebaran 475 titik di Sumatera Selatan, 10 di Bengkulu, 83 di Jambi, 45 di Bangka Belitung, 25 di Lampung, 12 di Riau, 8 di Sumatera Barat, 5 di Kepulauan Riau, dan 1 di Sumatera Utara.

Asap kebakaran hutan Sumatera ini juga mengancam reputasi Singapura sebagai destinasi wisatawan mancanegara.

Asia One melaporkan, seorang turis India di Singapura, Ramya Sivara, batal menghabiskan liburan empat hari bersama keluarganya dengan bersenang-senang. Ia terlihat mendorong kereta bayi berisi putrinya yang sakit di Gardens by the Bay. Sang putri terlihat batuk-batuk dan kesulitan bernafas.

Level indeks standar polutan di Singapura kemarin mencapai rekor tertinggi tahun ini, yakni 211. Level itu berada di kisaran amat tak sehat.

TAWARKAN BANTUAN

Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen menyatakan Angkatan Bersenjata Singapura batal mengerahkan personelnya ke Pulau Sumatera setelah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar menolak bantuan Singapura untuk menangani kebakaran hutan di wilayahnya.

“Meski pada awalnya otoritas Indonesia menerima tawaran bantuan kami, mereka kemudian menyampaikan apresiasi dan mengatakan memiliki sumber daya yang cukup untuk mengatasinya sendiri,” ujar Kementerian Pertahanan Singapura dalam pernyataan resminya seperti dilansir The Straits Times, Minggu (13/9).

asap singapura2
Semula Singapura menawarkan paket bantuan untuk Indonesia, yakni pengiriman satu pesawat militer Hercules C-130 untuk penyemaian awan guna menurunkan hujan buatan, dua C-130 untuk mengangkut tim pemadam kebakaran dari Singapura ke Indonesia, dan helikopter Chinook yang dilengkapi dengan kantong air untuk memadamkan api dari udara.

Namun Menteri Siti kemarin usai meninjau lokasi kebakaran lahan di Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, mengatakan Indonesia memiliki pesawat dan peralatan yang cukup untuk berhadapan dengan krisis kebakaran hutan yang melanda Sumatera dan Kalimantan.

Siti mengatakan pemerintah RI mengerahkan 20 pesawat untuk menciptakan hujan buatan dan melakukan pengeboman air. Ia menganggap itu cukup untuk sementara waktu. Terlebih, kata dia, pesawat yang dioperasikan untuk water bombing terus bertambah sejak awal September ini.

Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI menerjunkan helikopter dan pesawat Casa C-212 Aviocar untuk keperluan pemadaman api. Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengoperasikan pesawat Air Tractor yang disewa dari Australia.

Indonesia, ujar Siti, memang sudah memiliki cukup armada guna memadamkan kebakaran di berbagai titik api. Tinggal bagaimana strategi pemerintah untuk mengefektifkan operasi armada itu di lapangan.

Menanggapi respons pemerintah RI tersebut, Kementerian Pertahanan Singapura menyatakan akan terus berkomunikasi dengan Indonesia dan tetap siap membantu jika nantinya dibutuhkan.

Titip api kebakaran lahan di Indonesia saat ini telah melewati jumlah yang tercatat pada tahun 2013. Indeks Standar Polutan pada Juni 2013 mencapai angka 401, sedangkan pada tahun ini di Jambi, Sumatera, mencapai 408 atau masuk kategori berbahaya.

Jumat lalu, ada 665 titik panas yang terdeteksi di Sumatera, dengan sebaran 475 titik di Sumatera Selatan, 10 di Bengkulu, 83 di Jambi, 45 di Bangka Belitung, 25 di Lampung, 12 di Riau, 8 di Sumatera Barat, 5 di Kepulauan Riau, dan 1 di Sumatera Utara.

Kebakaran hutan yang menyelimuti Sumatera tersebut terbawa angin dan ikut menyengsarakan negara-negara tetangga RI, yakni Malaysia dan Singapura. Warga Singapura mengeluhkan kondisi udara yang memburuk dua hari terakhir.

MALAYSIA MENGANTISIPASI

Kabut asap diperkirakan masih akan menyelimuti Malaysia hingga akhir bulan ini. Untuk mengurangi Indeks Polutan Udara, API, yang berada di atas angka 100 dalam tiga hari berturut-turut, Badan Meteorologi Malaysia telah bersiap untuk melakukan hujan buatan.

Menteri Teknologi, Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Malaysia Madius Tangau mengatakan bahwa kementeriannya akan bekerja sama dengan angkatan udara untuk memicu hujan buatan jika kondisi atmosfer dan awan cocok.

“Peningkatan jumlah titik api di Sumatera dan Kalimantan serta cuaca yang panas dan  kering dalam beberapa hari terakhir menyebabkan asap tebal di Sarawak dan beberapa negara bagian di semenanjung,” kata Madius, dikutip AsiaOne, Minggu (13/9).

Kementerian tersebut juga mengeluarkan peringatan jarak pandang buruk bagi kapal yang melintasi Selat Malaka, Sarawak, Labuan dan pantai barat Sabah.

asap malaysia
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan bahwa cuaca kering dan berkabut ini diperkirakan baru akan reda pada akhir bulan ini seiring dimulainya musim penghujan pada Oktober.

Per pukul 11 siang kemarin, sebanyak 17 wilayah di Malaysia dinyatakan buruk kualitas udaranya. Wilayah terburuk dengan pencatatan API lebih dari 150 adalah Port Klang, Batu Muda, Kuala Lumpur, Shah Alam dan Kuala Selangor.

Malaysia diperkirakan akan segera menandatangani perjanjian baru selama lima tahun dengan Indonesia untuk mengatasi kabut asap yang berulang setiap tahunnya.

Wan Junaidi dijadwalkan bertemu dengan pejabat Indonesia pada 18 September mendatang untuk membicarakan masalah ini.

Perjanjian itu, seperti yang dikutip dari Borneo Post, berisikan tata cara kedua negara saling membantu dan berbagi gagasan jika terjadi pembakaran hutan atau lahan. [] CI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com