BONTANG – Dinas Kesehatan Kota Bontang mencatat sebanyak 84 orang yang sebagian besar anak-anak terjangkit penyakit demam berdarah selama periode Januari-September 2015, dengan dua orang di antaranya meninggal dunia karena terlambat ditangani.
Kepala Seksi P2P Dinkes Bontang Ramzy saat dihubungi di Bontang, Selasa, mengatakan penderita terbanyak berada di dua kelurahan yakni Lhoktuan dan Gunung Elai, sehingga pihaknya saat ini gencar melakukan sosialisasi kepada warga yang wilayahnya rawan penyebaran demam berdarah.
“Secara rutin kita turun ke lapangan memberikan sosialisasi kepada warga untuk menghindari wabah demam berdarah ini melalui 15 puskesmas yang ada di Bontang,” katanya.
Ia menjelaskan dua korban meninggal akibat penyakit dari gigitan nyamuk aedes aegypti itu, masing-masing terjadi pada pertengahan Agustus 2015 di Kelurahan Berbas Tengah dan di Kelurahan Lhoktuan pada 11 September lalu, kendati pasien sempat dirawat di RSUD Bontang.
Ramzi mengemukakan edukasi seperti ini seharusnya sejak dini lebih diketahui pihak keluarga, apabila menemukan sejumlah indikasi wabah demam berdarah yang sangat berbahaya tersebut.
“Anak itu meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya. Cuma sehari di RSUD sebelum menghembuskan nafas terakhir,” ujar Ramzy.
Ramzi berharap warga segera membawa penderita yang terindikasi demam berdarah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, agar secepatnya dilakukan penindakan medis karena jika terlambat tertangani penderita bisa meninggal dunia.
“Kami hanya mencoba melakukan sosialisasi terhadap wabah demam berdarah ini dan terus memberikan penyuluhan pencegahannya, namun keputusan akhir ada di tangan warga,” katanya. [] ANT