PONTIANAK (Berita Borneo)- Perayaan hari raya Idul Adha serta hari-hari raya keagamaan lainnya merupakan momen penting yang harus disupport dengan keandalan pasokan listrik.
“Menjaga pasokan listrik merupakan komitmen kami dalam melaksanakan tugas, apapun akan kami lakukan untuk memastikan pelanggan dapat menikmati listrik dengan aman dan nyaman,” ungkap Wan Agus Djainudin, Koordinator Layanan Teknik PLN ULP Pontianak Kota.
Khusus menyambut perayaan Idul Adha, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan sebelum dan sesudah perayaan, untuk memastikan kondisi pasokan listrik aman. Sebagai contoh, untuk Masjid Raya Mujahidin, meski ada genset, pihaknya tetap menyiapkan personil yang stanby di tiap-tiap penyulang. Jika salah satu penyulang terganggu maka aliran listriknya akan segera dipindahkan dari penyulang yang lainnya.
Menurut pria kelahiran kota kembang Bandung 6 Februari 1970 ini, setiap gangguan listrik yang mengakibatkan padam harus cepat ditanggulangi agar listrik dapat segera menyala.
Sebagai Koordinator Layanan Teknik dengan Unit layanan terbesar di Kalbar, Agus harus mengkoordinir 52 orang petugas yang bekerja nonstop dan dibagi dalam 3 shift.
“Sebagai petugas layanan teknik, kami harus bisa standby 24 jam. Kadang baru sampai di rumah harus turun ke lapangan lagi jika tiba-tiba ada gangguan listrik.
Hal tersebut dibenarkan Muhammad Fazilah Azmi (11), putra keempat Agus.
“Kadang papa hanya sempat makan sebentar di rumah lalu pergi lagi jika ada informasi gangguan listrik di suatu lokasi, dimanapun papa berada selalu ada radio komunikasi disaku bajunya,” ungkap Azmi tersenyum.
Diakui Agus, gangguan listrik yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV di kota Pontianak dan sekitarnya lebih dominan disebabkan oleh pohon dan layang-layang. Untuk mengantisipasinya, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Dinas dan Aparat terkait, terutama jika ingin melakukan pemangkasan pohon dan tanam tumbuh yang ada dipinggir jalan.
Saat ditanya pengalaman yang menarik selama menjalankan tugas, pria yang hobi bermain bulutangkis ini mengungkapkan bahwa mengatasi kejadian tiang listrik tumbang karena angin kencang di Jalan Imam Bonjol beberapa waktu yang lalu menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
“Kejadiannya sekitar jam 9 malam. Cuaca buruk yang disertai hujan dan angin kencang merobohkan beberapa tiang, ada sekitar 200-an rumah pelanggan padam. Dalam kondisi hujan yang deras kami harus segera turun untuk amankan lokasi dari jaringan listrik yang ambruk. Seluruh pekerjaan perbaikan kami lakukan hingga selesai pada pukul 2 dini hari, dan pelanggan pun dapat menikmati listrik kembali. Beberapa warga ada yang menemani kami hingga pekerjaan selesai,” cerita Agus bersemangat.
Nasir (46) salah seorang warga jalan Imam Bonjol membenarkan cerita Agus. Menurutnya kejadian tiang listrik tumbang pada malam itu cukup mencemaskan warga.
“Untunglah petugas PLN segera datang untuk amankan lokasi kejadian. Mereka bekerja dalam kondisi cuaca yang buruk. Kami sempat khawatir dengan keselamatan mereka, namun sepertinya mereka sangat profesional sekali. Seluruh pekerjaan dapat mereka selesaikan malam itu juga, dan kami pun dapat menikmati listrik kembali, luar biasa,” tutur Nasir.
Bekerja di PLN sejak tahun 1997, Agus selalu bekerja di bagian layanan teknik, meski harus berpindah ke berbagai unit layanan, dirinya tidak merasa terbebani dengan tugas dan tanggungjawab yang diembannya.
“Satu hal terpenting adalah tetap jaga komitmen dalam melayani, fokus atas apa yang sedang dikerjakan dan utamakan keselamatan kerja, sebab kerja keras kita bukan hanya untuk pelanggan saja namun juga untuk kita dan orang-orang yang kita cintai di rumah,” tutup Agus. (Humas PLN/Rachmat Effendi)