TARAKAN – UNTUNG tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Di tengah sebagian besar umat Islam khidmat merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 H, musibah kebakaran melanda warga di RT 21 Jembatan Bongkok, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Kamis (29/6/2023) pagi.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun musibah yang terjadi sekitar pukul 10.20 Wita itu menyebabkan 90 rumah penduduk ludes terbakar dan 414 warga harus mengungsi di posko darurat SDN 019 Jembatan Bongkok. Seluruh rumah korban yang terbuat dari kayu, membuat api dengan cepat melahap.
“Semoga masyarakat yang sedang dilanda musibah bisa sabar dan iklas dalam menerima cobaan ini, yakinlah musibah yang diberikan Allah ada hikmah di baliknya,” ucap Gubernur Kaltara Drs. H. Zainal A Paliwang, S.H., M.Hum saat meninjau lokasi kebakaran di RT 21 Jembatan Bongkok, Tarakan, Jumat (30/6/2023).
Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi, Gubernur Zainal Paliwang mengucapkan turut berbelasungkawa dengan musibah tersebut. Ia juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang dilanda musibah itu, usai meninjau permukiman warga yang terkena imbas dari kebakaran tersebut.
Adapun total bantuan yang disalurkan oleh Gubernur Kaltara senilai Rp 850 juta. Zainal berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan serta menjamin pengungsi yang sementara menempati posko mendapatkan seluruh fasilitas serta dipenuhi kebutuhan dasarnya.
DARI KOMPOR GAS
Sebelumnya berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) peristiwa kebakaran itu terjadi, Kepolisian Resort Kota (Polresta) Tarakan menduga penyebab api muncul adalah dari kompor gas.
“Dugaan awal penyebab terjadinya kebakaran karena adanya aktivitas memasak di kompor gas pada salah rumah warga yang juga jadi korban bernama Usman,” kata Kasat Reskrim Polres Tarakan Iptu Randhya Sakthika Putra di Tarakan, Jumat (30/06/2023).
Usman sang pemilik rumah saat kejadian tidak ada di tempat. Dia sedang melaksanakan pemotongan hewan kurban. “Untuk istrinya pada saat ini belum diinterogasi dan masih syok. Posisinya di luar rumah. Dari tempat kejadian yang diamankan ada kompor gas yang sudah meleleh,” kata Randhya.
Sedangkan saksi yang baru diperiksa adalah Ketua RT 21, karena warga setempat yang menjadi korban masih trauma.
Ketua RT 21, Naskar mengungkapkan, dari informasi yang ia dapatkan, diduga api berasal dari rumah milik Us. Kemudian saat kejadian, pemilik rumah berada di rumah. “Warga ada yang lihat kalau dia keluar rumah 30 menit sebelum kejadian,” ujarnya.
Sementara Andi, salah satu korban mengungkapkan, pada saat kejadian ia berada di dalam rumah dan tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan warga. Saat keluar rumah, ia melihat api sudah membesar.
“Saya langsung masuk kembali ke dalam rumah dan memberitahu orang di dalam rumah kalau ada kebakaran,” katanya.
Ia menambahkan, warga yang merasa rumahnya dekat dengan api pun saat itu langsung berusaha menyelamatkan barang berharga. Andi pun bersama anak dan istrinya langsung mengambil beberapa barang berharga untuk segera dievakuasi. Akibat kejadian tersebut, rumahnya hangus terbakar api.
“Beberapa pakaian dan surat-surat penting saja yang berhasil saya selamatkan. Yang penting keluarga bisa selamat sudah bersyukur saya,” ungkapnya.
Dari informasi yang didapatkan Andi, api berasal dari salah satu rumah warga yang berinisial Us. Namun ia tak begitu tahu terkait penyebab kebakaran tersebut. “Ada yang bilang karena kompor. Saya kurang tahu pastinya, karena saat keluar rumah api ternyata sudah besar,” sebutnya.
Di sisi lain, petugas pemadam kebakaran yang datang mengalami beberapa kendala untuk bisa memadamkan api yang membakar rumah warga di Jalan Jembatan Bongkok RT 21 itu. Akses jalan ke lokasi kejadian yang cukup kecil hingga banyaknya warga berkumpul untuk menyaksikan kejadian tersebut. Petugas pun membutuhkan waktu satu jam lebih untuk bisa mengendalikan api.
Kabid PMK Tarakan, Eko Santoso mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan kebakaran tersebut sekitar pukul 10.27 Wita dan api dikendalikan sekitar pukul 12.00 Wita. “Setelah mendapatkan laporan, kita langsung menerjunkan personel yang ada di sektor Barat untuk menuju lokasi kejadian,” ungkapnya.
Pihaknya menurunkan dua unit fire truck dibantu oleh enam unit mobil penyuplai dengan kapasitas lima ton, untuk bisa mengendalikan api. Untuk personel PMK yang diturunkan berjumlah 35 personel dan dari Pertamina 10 personel. Pihaknya juga dibantu relawan pemadam kebakaran, yang sudah mendapatkan pelatihan memadamkan api.
Diakuinya, memang akses jalan ke lokasi kejadian yang cukup sempit menjadi kendala pihaknya untuk memadamkan api. “Lokasinya cukup sempit terutama ketika kita masuk diakses jalan jalur sebelah kanan,” katanya seraya menyebut ada satu warga yang dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka robek di bagian kaki saat berusaha ikut memadamkan api.
Terpisah, Kepala BPBD Tarakan, Yonsep menjelaskan, berdasarkan data yang didapatkan pihaknya, saat ini terdapat 94 KK yang terdampak dari kejadian tersebut. “Kita masih akan terus lakukan pendataan lebih lanjut untuk jumlah KK ini,” jelasnya.
Kemudian untuk posko darurat yang sudah dibentuk oleh pihaknya, sesuai prosedur yang ada bahwa posko tanggap darurat akan berlangsung selama tujuh hari ke depan.
Diakui Yonsep, untuk kebutuhan warga yang paling mendesak yaitu makanan dan air minum warga, saat ini sudah dibantu oleh Basnaz Tarakan. Sementara untuk kebutuhan lain seperti pakaian dan perlengkapan lainnya menyukai masih dalam pendataan oleh Dinas Sosial.
“Sudah ada tiga tenda kita dirikan di posko. Kalau kebutuhan mendesak memang logistik. Kalau ada masyarakat yang mau membantu silahkan langsung ke posko saja nanti akan kami akomodir,” pungkasnya. []
Penyunting : Agus P Sarjono / Sumber : Diskominfo Kaltara