KUTAI KARTANEGARA – APA yang dilakukan Koperasi Perkebunan (Kopbun) Belayan Sejahtera Desa Muai, Kecamatan Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) patut dijadikan contoh. Koperasi yang beranggotakan 987 petani swadaya kelapa sawit ini, baru saja meluncurkan program inovatif bernama Eco-Tutoring.
Eco-Tutoring adalah program bimbingan belajar yang unik. Program ini dirancang untuk para pelajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, yang ingin mendapatkan bimbingan belajar tambahan di luar jam sekolah. Di mana para peserta bimbingan belajar, tidak membayar jasa pengajar dengan uang. Sebagai gantinya, mereka membawa sampah organik sebagai bentuk pembayaran.
Manajer Grup Koperasi Belayan Sejahtera, Jamaluddin menerangkan, program tersebut merupakan bentuk inisiatif dari Koperasi Belayan Sejahtera dalam menghadapi masalah lingkungan yang serius di Desa Muai, Kecamatan Kembang Janggut.
“Dahulu masyarakat Desa Muai merasa nyaman dengan keindahan alamnya. Namun, ada satu masalah besar yang mengganggu kehidupan masyarakatnya,” ungkap Jamal saat ditemui di kantornya, Jumat (07/07/2023).
Hal tersebut disebabkan karena maraknya aksi pembuangan sampah sembarangan yang telah mengubah kondisi Sungai Belayan. Dulunya Sungai Belayan menjadi sumber kehidupan warga, namun kini menjadi ‘tong sampah raksasa’.
“Sampah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik mengotori Sungai Belayan. Saya melihatnya ironis sekali, karena sungai ini masih digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, seperti mandi, memasak, dan mencuci,” katanya.
Dengan kondisi yang memprihatinkan, Koperasi Belayan Sejahtera berupaya mengubah paradigma masyarakat terhadap sampah organik dan sekaligus memberikan pendidikan kepada generasi muda melalui program Eco-Tutoring.
Pada setiap pertemuan Eco-Tutoring, para siswa diharuskan membawa sampah organik yang kemudian dikumpulkan oleh Koperasi Belayan Sejahtera. Sampah organik ini akan diolah menjadi pupuk kompos yang berguna untuk pertanian.
“Para siswa disini tidak hanya belajar mata pelajaran umum seperti Matematika dan Bahasa Indonesia, tetapi juga diajarkan tentang pengelolaan sampah organik dan manfaatnya bagi lingkungan,” jelasnya.
Menurutnya, proses pengolahan sampah organik dapat menjadi pupuk kompos, melalui ini para siswa belajar bagaimana cara mengolah sampah yang sebelumnya dianggap tak berguna menjadi sumber manfaat baru.
“Hasil dari pupuk kompos, bisa langsung digunakan atau dijual, kemudian hasil penjualan pupuk kompos akan didistribusikan kembali kepada peserta Eco-Tutoring sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ungkap pria yang kerap di sapa Jamal ini.
Lebih lanjut, program tersebut dilaksanakan di lingkungan kantor Koperasi Belayan Sejahtera, guna menjadi simbol perubahan dan kepedulian terhadap lingkungan. Para peserta diajarkan oleh karyawan koperasi yang memiliki keahlian di bidangnya, serta tenaga pengajar profesional yang datang dari luar.
Program Eco-Tutoring ini diharapkan dapat memberikan pesan inspiratif. Jamal berkeyakinan, bahwa belajar seharusnya bukan hak istimewa yang hanya bisa dinikmati oleh beberapa orang saja. Dengan mengubah pandangan terhadap sampah organik, mereka telah menciptakan peluang bagi semua orang untuk mendapatkan bimbingan belajar berkualitas sambil menjaga kelestarian lingkungan.
“Program ini juga merupakan langkah nyata menuju masa depan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita dan mengurangi limbah yang dihasilkan,” imbuh Jamal.
Dengan memberikan sampah organik sebagai bentuk pembayaran, kita membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah guna bertanggung jawab serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Ini juga dapat membuka mata dan hati anak-anak kita untuk menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” pesannya.
Terakhir, Jamaluddin mengajak warga Desa Muai dan desa-desa di sekitarnya untuk bergabung bersama Koperasi Belayan Sejahtera dalam perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan ini.
“Setiap langkah kecil yang kita ambil menuju masa depan yang lebih baik sangat berarti. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutupnya. []
Penulis : Hernanda Salsabila P
Penyunting : Agus P Sarjono