JAKARTA – BURONAN kasus korupsi Harun Masiku masih juga belum bisa ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan lebih dari 1.275 hari, keberadaan mantan Caleg PDI Perjuangan ini masih menjadi misteri.
Kabar terakhir, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Brigjen Asep Guntur Rahayu menyebut KPK telah menerjunkan tim guna mencari Harun ke masjid di salah satu negara tetangga pada bulan lalu. Mereka juga telah mencari keberadaan Harun di tempat ibadah, hingga apartemen dan menindaklanjuti informasi mengenai orang dengan nama dan ciri-ciri yang mirip DPO (Daftar Pencarian Orang) itu.
Namun saat tim yang diterjunkan KPK menyambangi masjid tersebut, keberadaannya tetap nihil. Mereka juga telah mencari keberadaan Harun di tempat ibadah, hingga apartemen dan menindaklanjuti informasi mengenai orang dengan nama dan ciri-ciri yang mirip DPO itu.
“Melakukan pengecekan karena memang ada informasi saudara HM (Harun Masiku) itu di sana, ada di masjid, kami sudah cek di sana,” kata Asep saat ditemui awak media di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Kamis (6/7/2023).
Meski demikian, kata Asep, KPK belum juga berhasil menangkap Harun. Ia mengaku tidak memiliki hambatan apapun termasuk administrasi. Sebab, red notice dari interpol atas nama Harun Masiku sudah terbit sehingga kader PDI-P itu menjadi buron di negara tetangga.
Namun di mata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana penjelasan yang disampaikan Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK mengenai perburuan Harun hanya gimmick semata.
ICW menilai, penanganan perkara Harun sejak awal sudah janggal. Bahkan pimpinan KPK tidak serius menangkap kader PDI-P itu. “Pimpinan KPK pun terlihat seperti melindungi Harun,” tutur Kurnia dalam keterangan tertulis yang dibagikan kepada awak media, Minggu (9/7/2023).
Menurut ICW, penangkapan Harun Masiku tak akan terjadi dalam waktu dekat. Terlebih mendekati tahun politik. Sebab jika tertangkap, kemungkinan besar akan menyeret elite politik. KPK, disebut tak mau hal tersebut terjadi.
“ICW meyakini dalam tahun politik seperti saat ini KPK tak akan mau menaruh perhatian serius untuk mencari keberadaan Harun. Sebab, jika Harun diringkus, besar kemungkinan akan ada elite partai politik besar akan turut terseret,” jelas Kurnia.
Dikemukakan Kurnia, KPK di bawah pimpinan Firli Bahuri menjadi lembaga antirasuah yang paling takut menghadapi politisi. Karena itu, perkara seperti memburu Harun Masiku bakal sulit diungkap. Padahal, ia menilai KPK dengan segala wewenang dan perangkatnya bukan tidak bisa menangkap Harun.
“KPK bukan tidak mampu menemukan keberadaan Harun, melainkan memang tidak mau,” ujar Kurnia.
BERHASIL KABUR
Harun Masiku sendiri merupakan calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2019 yang menjadi tersangka pemberi suap kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
Suap tersebut dilakukan dalam rangka pengurusan Pergantian Antar Waktu pada 2020. KPK menggelar operasi tangkap tangan terhadap delapan orang saat itu. Dari delapan orang tersebut, empat diantaranya ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Wahyu Setiawan, eks Anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, kader PDIP Saeful Bahri, dan Harun. Namun, saat itu Harun lolos dari penangkapan.
Saat itu, tim penindakan KPK yang tengah memburu Harun di kawasan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan justru dihalangi oleh polisi. Akibatnya, Harun berhasil kabur. Hampir tiga tahun setelah peristiwa itu, KPK tidak berhasil menangkap Harun Masiku.
Eks penyidik KPK, Novel Baswedan, belakangan menyatakan bahwa dalam peristiwa itu Firli Bahuri sebagai pimpinan lembaga anti rasuah justru tak berbuat apa-apa. “Saat tim KPK melakukan OTT terhadap kasus tersebut, tim KPK diintimidasi oleh oknum tertentu, dan Firli dkk diam saja,” ujar Novel beberapa waktu lalu.
Belakangan, KPK mengaku dikejar waktu dalam upaya pencarian Harun Masiku. Kekhawatiran pun muncul jika Harun Masiku mengganti identitasnya. “Nah itu memang apa namanya, menjadi, ya kita, apa namanya, berpacu dengan itu,” kata Direktur Penyidikan KPK, Brigjen Asep Guntur Rahayu.
Selain itu, sambung Asep, KPK juga khawatir Harun Masuki melakukan operasi wajah atau dikenal dengan istilah face off. KPK pun meminta bantuan publik jika menemukan keberadaan Harun Masiku.
“Misalkan face off ganti wajah, ya bisa memang, cuma ya itu tantangannya. Tantangan bagi kami. Kita harus mencoba secepatnya untuk mendapatkan dia. Mudah-mudahan dari rekan-rekan ataupun dari masyarakat yang memiliki informasi tolong bantu kami,” kata Asep. []
Penulis/Penyunting : Agus P Sarjono