PARLEMENTARIA SAMARINDA – MELIHAT peluang besar yang di Kalimantan Timur (Kaltim), sejak ditunjuknya provinsi ini sebagai lokasi berdirinya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, harapan besar disematkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Sugiyono. Dia berharap, pemuda di Kota Tepian -julukan Samarinda-, dapat menangkap peluang itu dengan mengikuti perkembangan zaman.
Hal itu disampaikan Sugiyono saat menghadiri ramah tamah dengan delegasi Organization Islamic Cooperation Culture Activity (OICCA) dan Walikota Samarinda yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, di Ballroom Hotel Bumi Senyiur Samarinda, jalan Pangeran Diponegoro No 17, Samarinda, Senin (10/07/2023).
“Pemuda di Samarinda supaya bisa mengikuti perkembangan zaman, apalagi di Kaltim ada IKN otomatis harus dipersiapkan oleh pemuda supaya bisa menyesuaikan terutama sumber daya manusianya,” kata politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kelahiran Mojokerto, 27 Mei 1962 ini.
Ditunjuknya Provinsi Kaltim sebagai tuan rumah pertemuan kebudayaan organisasi negara-negara Islam di dunia itu, tak lepas dari kehadiran IKN. Dan secara khusus, delegasi OICCA akan mengunjungi IKN untuk melihat lebih dekat potensi yang bisa dijajaki untuk melakukan kerjasama.
Bagi Sugiyono, hal tersebut adalah kesempatan bagi generasi muda di Samarinda untuk menunjukan kiprahnya dan bersaing memberikan kontribusi terbaik di IKN nantinya. Apalagi jika melihat berdasarkan segi pendidikan melalui ijazah yang mereka miliki.
“Generasi di sini (Samarinda) mampu dan tidak ketingalan dengan pemuda-pemuda dari daerah lain, karena banyak sarjana dari berbagai disiplin ilmu di sini,” ujar Sugiyono.
Dalam malam ramah tamah ini juga, ia menyampaikan bahwa apa yang telah dilakukan Pemkot Samarinda dalam menyambut delegasi OCCIA dengan menonjolkan makanan tradisional merupakan hal yang sangat baik.
“Untuk menjamu tamu, kita tonjolkan makanan tradisional dan kebudayaan jadi memang harus di sajikan adalah makanan tradisional dari nasi kuning, soto banjar dan sayur pakis,” pungkasnya. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting : Agus P Sarjono